youngster.id - Antusiasme masyarakat terhadap belanja online selama momentum Ramadan ini dibayangi ancaman penipuan, serta kejahatan siber oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu, Bukalapak mengimbau pengguna meningkatkan kewaspadaan dalam bertransaksi.
CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengimbau agar pembeli dapat lebih bijak dan waspada dalam melakukan transaksi online, mulai dari proses mencari barang yang diinginkan, berkomunikasi dengan pelapak, hingga proses pembayaran.
“Pengguna bisa mulai dengan memperhatikan kredibilitas pelapak berdasarkan jumlah transaksi, rating, dan feedback yang di dapat. Jika melanjutkan ke proses transaksi, harap menngikuti prosedur dalam sistem Bukalapak,” kara Rachmat dalam keterangan tertulis baru-baru ini.
Selain itu, Rachmat juga menyampaikan kepada para pengguna untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab, pelaku penipuan dapat mencuri akses ke akun pengguna dengan mengirimkan link menuju situs yang menyerupai situs resmi sebuah perusahaan. Di situs tersebut biasanya diminta untuk melakukan login sehingga kredensial bisa langsung terbaca.
“Jangan pernah membagikan data pribadi seperti username, password, serta kode OTP ke siapapun, baik pelapak maupun pihak yang mengaku sebagai perwakilan Bukalapak.” ujarnya.
Berdasarkan studi dari tim Cybersecurity PricewaterhouseCoopers (PwC) menyatakan upaya phishing yang dilakukan oleh peretas naik hingga tiga kali lipat di masa pandemi dengan memanfaatkan rasa cemas pengguna sekaligus fokus kegiatan mereka di rumah menggunakan infrastruktur online yang rentan terhadap ancaman.
Rachmat mengungkapkan, Bukalapak mencatat kenaikan transaksi hingga double digit pada Lebaran tahun ini, dibandingnkan dengan momen yang sama tahun sebelumnya. Menurut dia, meningkatknya tren transaksi ini dipicu oleh semakin nyamannya masyarakat melakukan pola hidup new normal di masa pandemi covid-19, salah satunya dengan menjadikan belanja online sebagai salah satu pilihan utama memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rachmat pun menyebut kenaikan tercatat untuk transaksi di kategori perlengkapan ibadah, fesyen pria, fesyen wanita dan anak, bahan makanan.
“Minat beli masyarakat terhadap perlengkapan rumah tangga dan barang barang hobi juga tercatat mengalami peningkatan sejak diberlakukannya imbauan belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah,” pungkasnya.
STEVY WIDIA