BukuWarung Dukung Digitalisasi Bisnis UMKM

BukuWarung

BukuWarung dukung digitalisasi 6,5 juta pelaku UMKM sejak 2019 (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Umumnya, UMKM di Indonesia masih melakukan pencatatan manual untuk operasional usahanya. Padahal, pencatatan manual ini memiliki risiko kesalahan yang tinggi dan rawan hilang maupun rusak.

Data Bank Indonesia menyebut 87,5% UMKM terdampak pandemi menyebutkan ada sekitar 93,2% mengalami penurunan penjualan dan cash flow operasional. Bahkan, temuan lain dari Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) menunjukkan bahwa sekitar 30 juta UMKM bangkrut karena pandemi.

“UMKM merupakan ujung tombak pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi. UMKM pula yang nanti akan membawa Indonesia menjadi pemain ekonomi digital terbesar se-Asia Tenggara seperti yang ditargetkan pemerintah Indonesia. Untuk mewujudkan itu, BukuWarung percaya perlunya peningkatan kapabilitas UMKM melalui pemanfaatan teknologi,” papar Adi Harlim, Director of Merchant Experience BukuWarung dalam acara diskusi “Bongkar Kunci UMKM Siapkan Bisnis Pascapandemi!” yang disiarkan secara virtual Kamis (21/10/2021).

Disebutkan Adi, studi internal BukuWarung mendapati bahwa pelaku UMKM bidang ritel (pedagang) rata-rata menghabiskan hingga 8 jam per minggu untuk pengelolaan transaksi penjualan, pengeluaran dan kredit secara manual. Proses tersebut cenderung membosankan sehingga acapkali diabaikan. Selain itu, pencatatan manual juga memiliki risiko kesalahan yang tinggi dan rawan hilang/rusak. Ini bisa menyebabkan pelaku UMKM melewatkan pembayaran dari pelanggan, bahkan mengakibatkan gagal bayar hingga 12%.

Di sisi lain, salah satu kendala yang dihadapi pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis adalah sulitnya mendapatkan akses pembiayaan. Penyebab utamanya, ketiadaan laporan keuangan yang memperlihatkan keberlangsungan sebuah bisnis. Ini semakin menegaskan peran penting pencatatan keuangan bagi pelaku UMKM.

Menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut, BukuWarung menghadirkan solusi pencatatan keuangan usaha. Meliputi pembukuan transaksi usaha, serta pelaporan finansial berjangka (harian/mingguan/bulanan) – yang kemudian bisa digunakan untuk pengajuan permodalan. Selain itu, aplikasi BukuWarung juga memiliki pencatatan pengelolaan utang dan dana pribadi, serta fitur pengingat jatuh tempo piutang, bahkan bisa menagihkannya kepada pelanggan secara otomatis.

Keunggulan layanan BukuWarung telah diakui Henhen Mulyadi, pelaku UMKM asal Sukabumi. Selama satu setengah tahun terakhir, Henhen mengaku pengelolaan bisnisnya sangat terbantu oleh adanya aplikasi BukuWarung.

“Sebagai pengusaha, pencatatan segala aspek keuangan mulai dari modal, stok barang hingga utang piutang itu tidak boleh terlewatkan. Sebab, semua itu sangat berpengaruh pada kelancaran dan kelanjutan usaha. Dulu sewaktu masih mencatat secara manual, saya seringkali boncos. Setelah menggunakan pencatatan keuangan digital dari BukuWarung yang praktis, mudah dan gratis, keuangan usaha saya lebih terpantau dan bisnis pun lebih menguntungkan,” ungkap Henhen.

Henhen awalnya membuka warung kelontong di rumahnya, kini mampu mengembangkan bisnisnya menjadi supplier kopi.

Selain menghadirkan pencatatan keuangan digital, BukuWarung terus melakukan inovasi teknologi dengan menambahkan fitur-fitur baru seperti etalase online, pembayaran digital, hingga akses pembiayaan. Kelengkapan layanan tersebut memposisikan BukuWarung sebagai platform terdepan yang mendukung peningkatan kapabilitas UMKM Indonesia, termasuk menyiapkan para pelaku usaha untuk siap go digital.

Saat ini tercatat 6,5 juta pelaku UMKM yang tergabung dalam ekosistem BukuWarung yang berdiri sejak 2019. Para pelaku UMKM ini tersebar di lebih dari 500 kota/kabupaten berbagai kota, kabupaten hingga kecamatan di seluruh Indonesia.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version