youngster.id - ByteDance, Perusahaan induk Tik Tok, dikabarkan telah mengakuisisi startup Jukedeck. Ini adalah perusahaan yang mengembangkan perangkat lunak musik berbasis kecerdasan buatan (AI) termasuk mengembangkan software musik yang bisa dimodifikasi sesuai selera.
Dikutip dari situs The Verge, akuisisi ini akan membantu perusahaan untuk menghindari beberapa masalah perizinan. Tik Tok hanya harus membeli perusahaan untuk kemudian bisa digunakan banyak penggunanya dan telah bebas royalti.
Sesungguhnay kedua perusahaan ini memiliki karakteristik yang berbeda. Tik Tok lebih condong pada musik yang memiliki lisensi. Sedangkan Jukedeck merupakan perusahaan software musik asal Inggris. Berkat platform ini user dapat membuat musik hanya dengan satu tombol, berdasarkan pada algoritma yang meniru seorang komposer ketika sedang membuat musik
Dengan akuisisi ini menjadi kabar baik bagi konten kreator yang ingin memindahkan karyanya ke luar aplikasi, karena Tik Tok tidak memiliki jaminan untuk melindungi konten pengguna. Kabar ini juga dikaitkan dengan akun LinkdIn milik CEO Jukedeck, Ed Newton-Rex. Di sana ia telah menulis posisinya sebagai Director AI Lab di ByteDance.
Langkah yang sama pun telah diikuti beberapa karyawannya. Selain itu, situs Jukedeck juga diketahui offline dan memiliki pesan, “Kami belum dapat memberi tahu Anda lebih banyak. Tapi kami berharap bisa terus mendorong kreativitas dengan musik AI.”
ByteDance bukan hanya memiliki Tik Tok, tapi juga menjalankan perusahaan Toutiao, Xigua Video, musical.ly, TopBuzz dan News Republic. Atas rumor ini juru bicara perusahaan yang berbasis di China itu belum mau berkomentar.
STEVY WIDIA