youngster.id - Platform pembelajaran upskill berbasis teknologi, Cakap, melalui Program Catalytic Funding for Indonesia Investee in Leveraging Impact yang diinisiasi oleh BLU Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia dan United Nations Development Programme (UNDP), berkolaborasi strategis untuk mendukung upaya pemerintah dalam mitigasi perubahan iklim.
Program ini berfokus pada pengurangan emisi dan pencapaian target Net Zero Emission pada tahun 2060, dengan pelaksanaan di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mataram, yang mempunyai julukan sebagai Kota Seribu Masjid memiliki potensi yang luar biasa dalam sektor pertanian dan pariwisata. Namun, perubahan iklim ekstrim menyebabkan penyusutan jumlah lahan pertanian akibat kondisi darurat kekeringan, yang diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada awal tahun 2024.
Pernyataan ini didukung berdasarkan data Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Mataram yang menyebutkan sejumlah Lahan Sawah Dilindungi (LSD) diperkirakan mengalami pengurangan hampir 170 hektar. Lebih lanjut mengenai kota ini, Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 dari jumlah penduduk Kota Mataram 441.147 jiwa, hanya 12,99% yang melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi. Tentunya, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kemajuan sektor pariwisata di sana.
Dengan menggandeng Cakap, BPDLH dan UNDP berkomitmen mengedukasi para siswa tentang metode bertani yang lebih ramah lingkungan dan mampu mengurangi emisi karbon. Hidroponik dipilih sebagai salah satu solusi, mengingat teknik ini dapat mendukung ketahanan pangan di daerah-daerah yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Program ini memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengenal praktik pertanian berkelanjutan dan mendorong mereka menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar.
Program ini, melibatkan 30 sekolah dengan lebih dari 700 siswa di wilayah NTT dan NTB. Para peserta diberikan pelatihan intensif dalam bahasa Inggris, melalui metode daring dan tatap muka. Serta keterampilan bercocok tanam hidroponik yang ramah lingkungan dan tahan terhadap perubahan iklim. Di Mataram, program ini menekankan penerapan praktik bertani yang mendukung ketahanan iklim, sesuai dengan kondisi perubahan iklim yang semakin ekstrim di wilayah tersebut.
Veronica Banister, Head of Education Cakap menjelaskan, program ini menerapkan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Harapannya dapat mendukung keberlanjutan perkembangan kehidupan bagi generasi muda di Mataram.
“Melalui program ini, kami memastikan materi pembelajaran yang diberikan sangat relevan dan terintegrasi dengan kebutuhan lokal, sehingga dapat diterapkan secara langsung oleh para siswa di Mataram. Pendekatan hyper localized ini memungkinkan kami untuk memberikan ilmu yang tidak hanya berguna saat ini tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang. Kami berharap pengetahuan yang mereka peroleh dapat mendukung mereka untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, sekaligus memperkuat keterampilan Bahasa Inggris dan pertanian yang berkelanjutan,” kata Veronica, dikutip Jum’at (1/11/2024).
Kerja sama antara Cakap dengan Catalytic Fund di NTT dan NTB ini merupakan bagian dari langkah nyata untuk mengatasi tantangan perubahan iklim. Melalui edukasi, berbasis keterampilan yang aplikatif dan berdaya guna dalam mendukung ketahanan iklim.
Selain itu, pelatihan ini juga diproyeksikan dapat mendukung sektor pariwisata di wilayah ini. Karena daerah ini memiliki potensi besar, namun memerlukan peningkatan sumber daya manusia yang kompeten, khususnya dalam kemampuan bahasa asing. Dengan diadakan pelatihan bahasa Inggris diharapkan mampu mempersiapkan para siswa, agar lebih siap berkontribusi dalam sektor pariwisata yang terus berkembang.
Achmad Rifdatul Hisan, Project Leader pada Program Catalytic Fund BPDLH mengatakan, kolaborasi antar pihak yang terlibat dapat berdampak positif serta mendukung kemajuan dan kelestarian lingkungan di NTT-NTB.
“Kami sangat mengapresiasi peran Cakap dalam memberikan edukasi yang tepat sasaran untuk para siswa di Mataram. Program ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga membekali para siswa dengan wawasan yang mendalam tentang ketahanan iklim dan pertanian ramah lingkungan. Kolaborasi ini sangat penting untuk membangun generasi muda yang siap berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan di NTT dan NTB,” ucap Hisan.
STEVY WIDIA