youngster.id - Pertumbuhan teknologi AI yang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir tidak hanya membawa peluang besar, tetapi juga tantangan serius, terutama dalam hal keamanan data dan etika penggunaan teknologi. Di sisi lain, industri cybersecurity dihadapkan pada kekurangan tenaga ahli yang signifikan, baik di tingkat nasional maupun global.
Menjawab permasalah tersebut, MAXY Academy meluncurkan Asia AI Cyber Talent Accelerator Program (AACTAP), sebuah program akselerasi yang ditujukan untuk mencetak talenta digital unggulan di bidang Artificial Intelligence (AI) dan Cybersecurity.
Andy Febrico Bintoro, CTO dan Co-Founder MAXY Academy, menyampaikan bahwa AACTAP lahir dari keprihatinan sekaligus harapan.
“Kami melihat dua realitas yang saling bertolak belakang: di satu sisi, AI dan teknologi digital berkembang dengan luar biasa cepat; di sisi lain, talenta yang siap kerja di bidang ini masih sangat minim. AACTAP adalah bentuk komitmen kami untuk menjembatani kesenjangan tersebut,” jelas Andy, dikutip Senin (7/4/2025).
Menurut Andy, AACTAP hadir sebagai solusi konkret atas kekurangan tersebut. Program ini dirancang dalam format intensif yang memadukan pembelajaran teknis berbasis proyek nyata, kolaborasi dengan pelaku industri, serta pendampingan langsung dari mentor berpengalaman di bidangnya.
AACTAP mengadopsi pendekatan learning-by-building: peserta tidak hanya belajar teori, tetapi akan membangun solusi nyata yang dapat diterapkan dalam konteks industri. Program ini juga membuka akses ke ekosistem digital Asia melalui jejaring profesional, peluang kerja, dan proyek lintas negara.
Salah satu keunggulan AACTAP adalah keterlibatan mentor-mentor dari berbagai sektor—mulai dari perusahaan teknologi, startup AI, lembaga keamanan digital, hingga praktisi akademik—yang memastikan materi program selalu relevan dengan kebutuhan industri terkini.
Program ini membuka pendaftaran untuk umum dengan kuota eksklusif hanya untuk 20 peserta terpilih. Peserta AACTAP akan melalui proses pembelajaran yang intensif dan terukur, serta diberikan akses ke peluang kerja dan kolaborasi lintas negara.
“Kami tidak hanya ingin menghasilkan lulusan yang bisa coding atau paham teknis, tapi juga talenta yang punya visi, mampu berpikir strategis, dan siap menghadapi tantangan nyata dunia digital yang sangat kompleks,” tutup Andy.
Sarah L.
Discussion about this post