youngster.id - Memasuki tahun 2022, data dari Oxford Economics memperkirakan bahwa kawasan Asia Tenggara akan mengalami pemulihan ekonomi dengan mulai dilonggarkannya pembatasan aktivitas masyarakat, serta terus meningkatnya jumlah vaksinasi COVID-19.
Menurut data yang dipaparkan oleh Sian Fenner, Oxford Economics Lead Asia Economist pada Economic Insight Forum yang diadakan oleh the Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), menunjukkan bahwa pembatasan aktivitas masyarakat yang berlangsung dari Juli hingga Agustus 2021 lalu sangat membebani pertumbuhan PDB Indonesia. Pembatasan tersebut diperkirakan memengaruhi kontraksi PDB sebesar 0,3% qtq (quarter-to-quarter).
“Meskipun terjadi penurunan, Oxford Economics juga memperkirakan pemulihan yang cukup kuat di kuartal keempat pada sektor rumah tangga, khususnya pada konsumsi privat dan publik,” kata William Brooks, Presiden ICAEW, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (7/1/2022).
Memasuki tahun 2022, laporan yang sama memperkirakan pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 6%. Angka ini berada di bawah Malaysia dengan 6,7% dan Filipina dengan 6,8%. Sektor rumah tangga diperkirakan akan berkontribusi mendorong pertumbuhan di atas tren. Selain itu, data juga menunjukkan bahwa investasi diperkirakan akan pulih lebih cepat dengan meningkatnya Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing langsung serta didukung oleh upaya pemerintah baru-baru ini untuk mendorong bisnis.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa tingkat toleransi dan vaksinasi COVID-19 akan memainkan peran kunci dalam menentukan pemulihan ekonomi. Dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, Indonesia telah menunjukkan ketahanan terhadap pandemi. (*AMBS)
Discussion about this post