youngster.id - Belum lama ini layanan Gmail dan Google Drive mengalami insiden pemadaman global selama 4 jam. Hal ini menyulitkan bagi pengguna, terutama yang meletakkan data-data penting mereka dalam layanan cloud publik.
Pengguna Indonesia juga terdampak oleh gangguan tersebut. Banyak pengguna yang tidak dapat mengirim email, mengunduh foto atau video. Berkali-kali terdapat pesan peringatan bahwa e-mail tidak dapat dikirim. Mereka berpikir bahwa komputer atau jaringan internet mereka bermasalah, karena pemberitahuan di layar meminta pengguna untuk mengecek kembali soal jaringan internet.
“Layanan cloud publik memang berbiaya rendah. Namun, begitu terjadi gangguan, maka kerugiannya pun akan sangat besar. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi para pelaku bisnis untuk memiliki dan membangun sistem cloud privat mereka sendiri, untuk memastikan layanan yang selalu maksimal dan otonomi dalam mengelola data,” ungkap Chad Chiang, Synology Product Manager dalam keterangannya, Sabtu (30/3/2019).
Menurut dia, dalam lingkungan bisnis yang menggunakan cloud publik, divisi IT juga banyak mendapatkan keluhan tentang Gmail yang bermasalah, padahal hal tersebut disebabkan oleh Google yang sedang down. Ketika bisnis hanya bergantung pada penyimpanan dan layanan cloud, ada beberapa konsekuensi yang harus mereka hadapi. Sebuah laporan yang diterbitkan ARN pada awal tahun ini memperingatkan bahwa downtime yang tidak terduga, baik dari Microsoft, Google atau AWS, dapat mengakibatkan kerugian hingga 19 miliar dolar AS.
Survei ITIC 2017 tentang tren keandalan dan kerugian per jam dari downtime menunjukkan bahwa kerugian saat downtime terus meningkat seiring dengan makin tingginya risiko bisnis. Bahkan, downtime selama beberapa menit saja bisa mengakibatkan gangguan yang signifikan. Lebih dari 98% perusahaan besar yang memiliki lebih dari 1.000 karyawan mengatakan bahwa rata-rata, satu jam downtime per tahun merugikan perusahaan sebesar 100.000 dollar, sedangkan 81% perusahaan melaporkan bahwa kerugiannya mencapai 300.000 dollar.
Dampak negative downtime juga dirasakan oleh Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memiliki kurang dari 150 karyawan. Sekitar 47% responden survei memperkirakan bahwa satu jam downtime dapat merugikan perusahaan sebanyak 100.000 dollar, dalam bentuk pendapatan dan produktivitas yang berkurang.
“Saat ini, mengandalkan layanan dari cloud publik saja tidak cukup. Itu sama halnya seperti meletakkan semua telur dalam satu keranjang. Solusinya, pengguna bisa mem-back-up data mereka dari cloud publik ke NAS, untuk menjaga data-data penting seperti email, kontak, kalender, dan cloud drive. Jika terjadi gangguan pada cloud publik, maka aktivitas bisnis tidak akan terganggu dan mereka tetap bisa melayani pelanggan seperti biasa. Selain melindungi data, solusi ini juga bisa menyimpan semua data untuk audit dan menghindari risiko kehilangan data karena kelalaian karyawan (sengaja maupun tidak disengaja),” kata Jenn Yeh, Synology Product Marketing Manager.
Mencadangkan data yang ada pada layanan cloud publik adalah sebuah keharusan. Seiring perkembangan teknologi, ada risiko-risiko baru yang muncul, namun pengguna harus selalu mempersiapkan diri. Dengan begitu, ketika terjadi gangguan atau insiden pemadaman, pengguna tidak akan mengalami kerugian.
Synology Inc. mengajak para pebisnis untuk menghadapi risiko dan biaya terselubung setelah mengadopsi layanan cloud publik. Untuk menghadapi permasalahan ini, Synology menawarkan solusi NAS bagi para pelaku bisnis. Berbeda dari layanan cloud publik, NAS merupakan arsitektur cloud privat yang menyediakan layanan sinkronisasi file, ruang kolaborasi, aplikasi komunikasi perusahaan, layanan pesan, dan layananan lainyasekaligus, sehingga membantu bisnis untuk meminimalkan risiko dan kerugian yang disebabkan oleh gangguan pada layanan cloud publik seperti Google Drive.
STEVY WIDIA
Discussion about this post