youngster.id - Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 mencatat inklusi keuangan di Indonesia sudah mencapai 75,02%, namun literasi keuangan baru menyentuh 65,43%. Rendahnya literasi ini berdampak serius, terutama bagi perempuan. Tanpa pemahaman yang memadai, banyak yang terjebak utang konsumtif, sulit menabung, atau tidak siap menghadapi kondisi darurat.
Untuk itu, Bank DBS Indonesia kembali menyelenggarakan Kedai Belajar DBS, sebuah program edukasi literasi finansial yang ditujukan kepada kelompok perempuan rentan.
Head of Group Strategic Marketing and Communications PT Bank DBS Indonesia Mona Monika mengatakan, program literasi finansial adalah wujud nyata komitmen Bank DBS Indonesia dan DBS Foundation dalam mendorong inklusi keuangan, khususnya bagi perempuan rentan yang berperan penting dalam pengelolaan keuangan keluarga.
“Program ini menyasar mereka yang belum memiliki kapasitas finansial memadai, termasuk perempuan kepala keluarga dan penghuni lapas perempuan. Melalui edukasi, mereka dibekali kemampuan untuk merencanakan keuangan, membuat keputusan bijak, serta membangun ketahanan ekonomi,” katanya dikutip Sabtu (9/8/2025).
Program bertajuk She Can yang pertama digelar di Kalimantan Barat bekerja sama dengan The Asia Foundation (TAF). Di Kalimantan Barat, Bank DBS Indonesia mengawali program seri edukasi literasi keuangan kepada 96 perempuan rentan seperti pelaku usaha mikro, pedagang makanan dan minuman kecil serta guru.
“Inisiatif ini bukan sekadar tentang angka, melainkan langkah nyata memulihkan martabat, membangun kemandirian, dan membuka akses menuju masa depan yang lebih stabil,” ujar Mona.
Kegiatan yang kedua di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II Tangerang Jakarta bekerja sama dengan Agape, sebuah wirausaha sosial penerima dana hibah DBS Foundation Grant Program 2019 asal Singapura.
“Hal ini sangat penting untuk mendukung proses reintegrasi sosial dan kemandirian ekonomi pasca-pembebasan. Dengan bekal pemahaman tentang cara mengelola uang, merencanakan keuangan, dan bahkan memulai usaha sederhana, mereka memiliki peluang lebih besar untuk membangun kehidupan yang produktif, menjauhi lingkaran kemiskinan, dan mengurangi risiko residivisme,” ungkap Mona.
Bank DBS Indonesia didukung oleh DBS Foundation untuk mengalokasikan dana sebesar SGD 9 juta atau lebih dari Rp100 miliar dalam tiga tahun ke depan guna meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat rentan di Indonesia, termasuk perempuan, petani kecil, kaum muda, dan penyandang disabilitas.
“Literasi finansial sangat penting bagi perempuan karena memberikan mereka kendali lebih besar atas keuangan pribadi, keluarga, maupun usaha. Dengan pemahaman yang baik tentang perencanaan anggaran, investasi, dan pengelolaan risiko, perempuan dapat membuat keputusan finansial yang lebih bijak dan mandiri. Ini juga berperan penting dalam mempersempit kesenjangan ekonomi gender, meningkatkan ketahanan finansial di masa sulit, serta membuka peluang untuk pertumbuhan aset dan pemberdayaan diri,” tutup Mona.
STEVY WIDIA
Discussion about this post