youngster.id - Dalam rangka memperingati Hari Anak Sedunia, Sorak Gemilang Entertainment (SGE Live), berkolaborasi dengan Dian Sastrowardoyo menggelar ‘teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives’. Ini adalah program edukasi mengenai pentingnya seni bagi tumbuh kembang anak dengan autisme.
Data World Health Organization menyebutkan, dari 160 anak di dunia terdapat 1 anak penyintas autism spectrum disorder (ASD). ASD adalah gangguan perkembangan otak yang memengaruhi kemampuan penyintasnya dalam berkomunikasi dengan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Gejala ASD mulai ditemui sejak kanak-kanak, dan berlangsung hingga remaja bahkan dewasa.
Mervi Sumali, Chief Executive Officer SGE Live mengatakan SGE Live turut mendukung anak dengan autisme untuk terus tumbuh dan berkembang melalui eksplorasi dan kolaborasi seni, salah satunya melalui ‘teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives’.
“Melalui pameran seni digital interaktif ini, para pengunjung, tidak terkecuali anak dengan autisme dapat berimajinasi dan mengekspresikan diri sebebas-bebasnya. Selain mendorong anak dengan autisme untuk terus berkarya dalam seni,” kata Mervi pada jumpa pers baru-baru ini di Jakarta.
SGE Live dan Dian Sastrowardoyo juga menggalang donasi untuk Sekolah Drisana, yaitu sekolah khusus anak dengan autisme. Penggalangan donasi ini dilakukan melalui penjualan tanda mata edisi khusus karya Dian Sastrowardoyo, dan hasil karya Prinka Dipa dan Nindhita, dua anak dengan autisme yang sukses berkarya dalam bidang seni.
“Pengunjung dapat berpartisipasi memberikan donasi, serta memperoleh 2 tanda mata secara pre-order, dengan syarat membeli minimal 2 tiket ’teamLab Future Park and Animals of Flowers, Symbiotic Lives’. Adapun tanda mata ini dijual seharga Rp199.000 per buah mulai dari 20 November hingga 20 Desember mendatang. Keuntungan dari penjualan tanda mata tersebut akan didonasikan seluruhnya kepada Sekolah Drisana,” katanya.
Sementara, Dian Sastrowardoyo Pekerja Seni dan Ibu dari anak dengan autisme mengatakan dirinya menyambut dengan baik inisiatif SGE Live dalam membantu tumbuh kembang anak dengan autisme melalui seni, serta penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana.
“Saya mengajak seluruh pihak untuk mendukung program penggalangan donasi untuk Sekolah Drisana ini, dan membantu anak-anak di sana untuk memperoleh masa depan yang lebih baik,” kata Dian Sastrowardoyo.
Zavnura Pingkan, Pendiri Sekolah Drisana menjelaskan, sekolah Drisana adalah sekolah khusus anak dengan autisme yang sebagian besar muridnya berasal dari keluarga tidak mampu. Sekolah Drisana awalnya berdiri pada tahun 2014 dengan nama Sekolah Keana. Namun karena adanya keterbatasan biaya, Sekolah Keana mengalami penggusuran pada awal tahun 2019, dan berubah nama menjadi Sekolah Drisana. Saat ini Sekolah Drisana beroperasi dengan fasilitas belajar mengajar yang sangat terbatas.
“Kami berharap melalui hasil penggalangan donasi oleh SGE Live dan Dian Sastrowardoyo, kami dapat meningkatkan sarana dan prasarana belajar di Sekolah Drisana, sehingga anak-anak dapat belajar dengan lebih nyaman dan menyenangkan,” ucapnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post