youngster.id - EFishery berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, melalui Direktorat Ekonomi Digital (DED) menggelar Program Desa Perikanan Digital di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Program yang dimulai sejak Maret 2024 ini berhasil membukukan 80 ton ikan, yang terdiri dari 50 ton ikan nila di Sukabumi, serta 30 ton ikan lele di Pasuruan.
“Merupakan sebuah kebanggaan bagi eFishery untuk dapat berpartisipasi dalam Program Desa Perikanan Digital binaan Kemenkominfo RI. Kami berhasil membuktikan bahwa penggunaan teknologi dalam perikanan budidaya mampu meningkatkan produktivitas, sehingga akan memberikan dampak positif juga bagi para pembudidaya, khususnya dari segi ekonomi dan kesejahteraan,” kata Muhammad Chairil, VP of Public Affairs eFishery dikutip Jumat (4/10/2024).
Program ini memberikan 60 eFeeder, alat pemberi makan ikan otomatis buatan eFishery, bagi 60 orang pembudidaya ikan di Sukabumi dan Pasuruan selama satu siklus panen (tiga bulan). Hasilnya, kedua daerah.
Chairil menambahkan, sektor akuakultur di Indonesia masih memiliki potensi yang sangat tinggi untuk berkembang dan dapat mendukung ketersediaan protein. “Ke depan untuk mendorong Program Indonesia Emas, untuk itu kami terus berusaha menggalakkan adopsi teknologi untuk mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini. Ke depannya, kami berharap dapat terus menjalin
kerja sama dengan Kemenkominfo dan pemangku kepentingan terkait, serta memberikan manfaat bagi lebih banyak pembudidaya melalui program ini,” ujar Chairil.
eFeeder merupakan teknologi pemberi pakan otomatis untuk ikan dan udang yang berfokus pada efisiensi pakan dan pengurangan limbah yang diciptakan oleh eFishery. eFeeder mampu mempercepat siklus panen hingga 74 hari, serta meningkatkan efisiensi pakan hingga 30% dan meningkatkan kapasitas produksi hingga 25%.
“Kami mengapresiasi inisiatif eFishery dalam mengatasi kesenjangan digital di sektor perikanan. Dengan eFeeder, pembudidaya ikan di seluruh Indonesia kini memiliki kesempatan yang sama untuk memanfaatkan teknologi dan meningkatkan produktivitasnya. Hal ini pun turut membuktikan bahwa teknologi digital tidak hanya menjadi penggerak ekonomi, tetapi juga menjadi jembatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan memberikan akses yang lebih luas pada teknologi, kita bersama-sama membangun Indonesia yang lebih inklusif dan berdaya saing, khususnya dalam bidang perikanan budidaya,” kata Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI.
Berdasarkan riset dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) pada tahun 2022, pembudidaya yang menggunakan eFeeder mengalami peningkatan pendapatan hingga 45%.
Selain itu, hasil riset juga menunjukkan bahwa eFeeder mampu meningkatkan Food Conversion Ratio (FCR), yaitu perbandingan antara makanan yang diberikan dengan selisih berat benih dan ikan yang dipanen untuk menunjukkan salah satu ukuran efisiensi produksi. Pembudidaya yang menggunakan eFeeder memperoleh hasil FCR antara 0,85 sampai 1,34, dengan rata-rata 1,09. Hal ini berarti setiap tambahan pakan ikan 1 kg akan menghasilkan penambahan berat ikan sampai dengan 1,2 kg.
STEVY WIDIA