Ericsson Mobility Report: Peluang bisnis 5G untuk Penyedia Layanan Komunikasi

Ericsson mobility report

Ericsson Mobility Report: Peluang bisnis 5G untuk Penyedia Layanan Komunikasi (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Ericsson merilis Mobility Report yang membahas monetisasi 5G dan menjelaskan empat area peluang yang sedang diupayakan oleh para penyedia layanan komunikasi di seluruh dunia untuk mendorong pertumbuhan bisnis.

Bertajuk “Business Review 2024″, laporan ini merupakan edisi khusus bisnis kedua dari Ericsson Mobility Report yang sudah ada sebelumnya. Laporan ini membahas bagaimana penyedia layanan komunikasi berevolusi, atau bercita-cita untuk berevolusi, dalam hal penawaran layanan, penanganan peluang pendapatan baru, dan transformasi bisnis mereka.

Fredrik Jejdling, Executive Vice President and Head of Networks, Ericsson, mengatakan: langkah pertama dalam perjalanan nilai 5G telah diambil, tetapi masih dalam tahap awal.

“Jika melihat ke belakang, kita dapat menyaksikan bagaimana penyebaran 4G, bersama dengan ekosistem perangkat global, membentuk dasar untuk ekonomi aplikasi, mengaktifkan bisnis broadband seluler saat ini. Hal penting bagi penyedia layanan untuk mencapai pertumbuhan yang menguntungkan adalah dengan memanfaatkan kemampuan jaringan 5G yang terus berkembang untuk menciptakan keunggulan-keunggulan baru,” kata Jejdling, dikutip (Selasa (14/5/2024).

Ericsson Mobility Report Business Review 2024 menunjukkan bahwa penyedia layanan komunikasi di seluruh dunia saat ini menawarkan atau mengeksplor layanan dan model go-to-market ke berbagai tingkat keterlibatan dan kematangan di empat area. Keempat area tersebut adalah:

Pertama, Enhanced Mobile Broadband (eMBB): teknologi yang memungkinkan transmisi data dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi dengan versi yang lebih unggul dan efisien dari broadband seluler 4G. Teknologi ini memberikan manfaat dan efisiensi operasi jaringan dengan kapasitas hingga 10 kali lebih banyak. Sehingga meningkatkan efisiensi energi lebih dari 30% dibandingkan dengan 4G, yang pada dasarnya berfungsi sebagai perangkat operasional yang lebih efisien, memberikan nilai yang lebih besar per dolar yang diinvestasikan.

Kedua, Peluang Fixed Wireless Access (FWA) dan Wireless WAN: akses broadband berkecepatan tinggi tanpa kabel ini menargetkan segmen perumahan dan perusahaan yang menawarkan kumpulan peluang bagi penyedia layanan dengan pendapatan rata-rata per pengguna (ARPU) yang lebih tinggi dibandingkan dengan layanan broadband seluler tradisional. Berdasarkan laporan ini, Fixed Wireless Access (FWA), berkontribusi sekitar 20-25% dari pertumbuhan pendapatan saat ini.

Ketiga, Peluang solusi konektivitas yang berbeda: termasuk peluang jaringan privat untuk perusahaan atau pemanfaatan pembagian jaringan dari 5G standalone (SA) publik untuk menawarkan layanan yang berbeda kepada konsumen atau perusahaan. Perkembangan dari peluang-peluang ini digarisbawahi oleh fakta bahwa secara global terdapat lebih dari 40 penyedia layanan telah memulai penggelaran jaringan 5G standalone (SA).

Keempat, Mendorong inovasi dan pertumbuhan ekosistem: seperti jaringan yang dapat diprogram (jaringan API) untuk menawarkan eksplorasi peluang baru yang memungkinkan pengembang aplikasi untuk berinovasi dalam skala besar. API menawarkan insentif finansial bagi penyedia layanan, yaitu diskon 10-30% yang mereka terima untuk membeli atau menyediakan langganan aplikasi dalam jumlah yang besar.

Hingga saat ini, sekitar 290 jaringan 5G telah diluncurkan secara komersial, di mana lebih dari 40 di antaranya menawarkan layanan berdasarkan teknologi 5G standalone yang lebih canggih. Seperti yang disampaikan dalam Ericsson Mobility Report November 2023, langganan 5G global telah mencapai 1,6 miliar, yang merupakan 18% dari seluruh langganan seluler.

Selain membahas potensi bisnis dari broadband seluler yang ditingkatkan untuk penyedia layanan komunikasi yang telah menawarkan layanan ini, laporan ini juga mendokumentasikan keberhasilan Fixed Wireless Access (FWA) yang terus meningkat sebagai sarana untuk memfasilitasi broadband ke rumah di market seperti Amerika Serikat.

Laporan ini juga membahas peran utama 5G dalam mengakselerasi produktivitas industri. Sebuah studi kasus 5G logistics melaporkan peningkatan produktivitas sebesar 20% dan belanja modal yang lebih rendah sebesar 15% dibandingkan dengan Wi FI.

Jaringan privat 5G sekarang sedang digunakan dalam skala besar untuk program digitalisasi yang diupayakan oleh perusahaan. Sebuah survei dari Ericsson terhadap jaringan privat di 15 negara dan 10 industri menunjukkan bahwa pemanfaatan awal yang utama adalah pekerja yang terhubung, peralatan yang akan berfungsi secara autonomous, dan sensor.

Agar para pelaku bisnis dapat mencapai potensi penuh 5G dan menjawab berbagai kasus penggunaannya, kemampuan monetisasi 5G harus berkembang bersama dengan implementasi jaringan 5G. Pembuatan layanan yang fleksibel memerlukan eksperimen, adaptasi cepat, dan respons yang tanggap.

Krishna Patil, Head of Ericsson Indonesia menambahkan, kehadiran 5G tidak hanya akan meningkatkan kecepatan internet, tetapi juga membuka jalan bagi kemunculan aplikasi revolusioner (killer app) di berbagai sektor bisnis. Oleh karena itu, penting bagi para penyedia layanan komunikasi untuk mengimplementasikan jaringan 5G sebelum killer app ini tersedia.

“Pada akhirnya, pertumbuhan bisnis akan semakin terdorong setelah monetisasi 5G sudah direalisasikan secara maksimal dan dengan didukung oleh ketersediaan spektrum dari pemerintah Indonesia,” kata Krishna.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version