Facebook Hapus 25 Juta Konten Ujaran Kebencian Di Awal 2021

Facebook mengawasi ruang komunitasnya. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Facebook merilis laporan terbaru mengenai angka prevalensi ujaran kebencian di media sosialnya sepanjang kuartal pertama tahun ini. Dalam laporan bertajuk “Community Standards Enforcement Report”, Facebook mengungkap berapa banyak jumlah konten berbau ujaran kebencian yang telah dihapus selama periode 3 bulan antara Januari hingga Maret 2021.

Content Policy Manager Facebook Manu Gummi mengatakan laporan ini diterbitkan tiap tiga bulan sebagai informasi progress Facebook dalam menindak konten ujaran kebencian. “Kami berkomitmen untuk terus membuat platform kami (Facebook) lebih aman dan inklusif,” ungkap Manu siaran pers Hate Speech Under The Hood  Rabu (9/6/2021).

Menurut dia, pada kuartal pertama 2021, Facebook telah menghapus sebanyak 25,2 juta konten yang mengandung ujaran kebencian. Hampir semuanya atau sekitar 96,8 persen diidentifikasi dengan sistem otomatis berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Dari total 25,2 juta konten, 8,8 juta diantaranya merupakan konten yang mengandung pelecehan. Lalu 9,8 juta konten lainnya adalah konten ujaran kebencian terorganisir. Manu mengatakan bahwa, saat pertama kali merilis laporan ujaran kebencian di Facebook pada kuartal keempat 2017, tingkat deteksi dengan AI hanya 23,6 persen.

“Dari jumlah konten ujaran kebencian yang kami hapus itu, 23,6% diantaranya ditemukan sebelum pengguna melaporkannya pada kami. Kemudian sisanya dihapus setelah pengguna melaporkan konten tersebut,” jelas Manu.

Secara global, prevalensi ujaran kebencian di Facebook pada kuartal pertama 2021 adalah sebesar 0,05-0,06% untuk setiap 10.000 konten yang ditampilkan. Artinya, dari setiap 10.000 konten yang muncul di Facebook, terdapat 5 hingga 6 konten yang mengandung ujaran kebencian.

Adapun jenis-jenis konten yang masuk dalam kategori ujaran kebencian itu diantaranya seperti menyinggung ras, agama, kewarganegaraan, identitas gender, penyakit berat, kasta, etnis, pernyataan inferioritas, penghinaan, dan stereotip yang membahayakan. Facebook menyatakan akan terus mengoptimalkan teknologi AI dalam mengambil tindakan untuk memberantas konten-konten berbau ujaran kebencian di jejaring sosialnya.

“Kemajuan teknologi AI memungkinkan kami dapat menghapus lebih banyak ujaran kebencian di Facebook dari waktu ke waktu, dan menemukannya lebih banyak lagi sebelum pengguna melaporkannya kepada kami,” pungkas Manu.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version