youngster.id - Studi terbaru Facebook dan Bain & Company, mendapati bahwa perilaku dan preferensi kelas menengah membentuk tren belanja di e-commerce dan ranah online. Selain itu, beragam pilihan produk, akses internet yang lebih baik, serta tingkat kesejahteraan menjadi faktor kunci yang mendorong aktivitas belanja di ranah online di Asia Tenggara.
Studi ini mensurvei 12.965 responden di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, dan mewawancarai lebih dari 30 CEO dan pemodal di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan kelas menengah di Asia Tenggara akan mendominasi 70-80% dari pertumbuhan konsumen digital pada 2025.
“Studi ini menunjukkan bagaimana dunia digital memiliki peran penting dalam pertumbuhan bisnis dan e-commerce di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Facebook hadir untuk mendukung bisnis kecil dan besar, dan industri yang lebih luas melalui investasi dalam hal inovasi produk, solusi, program, dan kemitraan untuk meningkatkan kemampuan digital dan mendorong dampak ekonomi di Indonesia,” kata Hilda Kitti, Kepala Pemasaran untuk Facebook di Indonesia.
Menurut data dari Bain, dari 90 juta konsumen digital pada tahun 2015, Asia Tenggara menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,8 kali lipat menjadi 250 juta konsumen digital pada tahun 2018. Pada tahun 2025, akan ada 310 juta konsumen digital di Asia Tenggara. Di Indonesia, angka konsumen digital telah tumbuh pesat dan hal ini juga mendorong pertumbuhan belanja online di Indonesia.
Studi ini menunjukkan bahwa konsumen digital di Indonesia tumbuh dari 64 juta, 34% dari total populasi pada tahun 2017 menjadi 102 juta, 53% atau setengah dari total populasi pada tahun 2018. Dengan kenaikan angka konsumen digital ini, pertumbuhan belanja online juga diprediksi tumbuh 3,7 kali dari 13,1 miliar USD pada 2017, menjadi 48,3 miliar USD di 2025.
Fase Pencarian dalam aktivitas belanja online sangat penting, karena 64% responden di Indonesia mengatakan mereka tidak tahu persis apa yang mereka ingin beli saat mereka belanja online, dengan lebih dari 57% responden mengatakan bahwa mereka mengetahui tentang produk-produk dan merek-merek baru melalui platform media sosial.
Konsumen Indonesia menunjukkan preferensi yang kuat untuk omnichannel, artinya, mereka akan melihat di toko online maupun offline ketika mereka tahu apa yang ingin mereka beli: 83% konsumen tinggal di kota besar, dan 81% konsumen tinggal di kota kecil.
Selain penemuan, penelitian ini menunjukkan potensi besar untuk membangun loyalitas dan pertumbuhan merek karena tidak ada pemain dominan di pasar e-commerce di Asia Tenggara. Rata-rata orang Indonesia berbelanja di 3,8 platform sebelum mereka membuat keputusan pembelian, yang menunjukkan potensi besar bagi merek di Indonesia untuk menumbuhkan pasar mereka di sini. Karena itu, memberikan penghargaan bagi pelanggan melalui program loyalitas sangat penting.
Studi menunjukkan, responden dengan program loyalitas menunjukkan bahwa mereka 1,5 kali lebih mungkin menjadi promotor daripada mereka yang tidak memiliki program loyalitas, 45% lebih mungkin untuk membuat rekomendasi, dan 25% lebih mungkin memiliki frekuensi pembelian yang lebih tinggi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post