youngster.id - Peluang perempuan untuk menegaskan perannya dan mengibarkan sayap di industri teknologi kian terbuka lebar yang berujung pada lahirnya istilah Female Technology atau Femtech – teknologi atau startup yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan wanita.
Penelitian terbaru dari McKinsey Global Institute (MGI) menyatakan jika perempuan berpartisipasi dalam perekonomian secara identik dengan laki-laki, mereka dapat menambahkan sebanyak US$28 triliun atau 26% GDP pada tahun 2025 mendatang. Nilai ini sebanding dengan nilai gabungan ekonomi Amerika Serikat dan China.
Salah satu startup femtech di Indonesia yang konsisten memberdayakan perempuan adalah Nona Woman. Didirikan pada Maret 2021, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, Nona Woman memiliki misi untuk mengatasi permasalahan stigma seputar kesehatan perempuan (menstruasi) dan memberantas kemiskinan menstruasi melalui sosialisasi tagar #revolusimenstruasi, guna memberikan akses pendidikan dan distribusi produk menstruasi yang lebih baik.
Hingga saat ini, Nona Woman telah meluncurkan berbagai produk kesehatan wanita, mulai dari pembalut dan sabun intim organik, hingga aplikasi pencatat menstruasi serta aktif memproduksi konten edukasi seputar kesehatan wanita dan pemberdayaan perempuan.
Monica, Co-Founder & CFO Nona Woman mengatakan, usaha rintisannya lahir untuk menciptakan ruang yang aman dalam mengedukasi dan memuliakan perempuan Indonesia.
“Kami ingin menginisiasi sebuah gerakan yang dapat mendobrak stigma terkait menstruasi, dimana masih banyak perempuan yang belum sadar akan perubahan yang dialami oleh tubuh mereka sendiri dan cara sistem reproduksi mereka bekerja. Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah karena menstruasi masih dianggap sebagai hal tabu di Indonesia, berbeda dengan yang terjadi di luar negeri dan negara lainnya yang lebih maju,” jelas Monica, Kamis (9/3/2023).
Menurut data World Bank, terdapat kurang lebih 500 juta perempuan di seluruh dunia yang tidak memiliki akses kebutuhan esensial saat menstruasi yang aman dan higienis, seperti pembalut.
Untuk menanggapi permasalahan tersebut di Indonesia, beragam kegiatan edukasi secara berkala diadakan Nona Woman, mulai dari penyediaan artikel edukasi gratis melalui website, serial podcast dengan beberapa profesional, hingga penyuluhan dan pendistribusian produk yang diberikan secara gratis kepada perempuan yang ada di seluruh Indonesia.
Nicole, Co-Founder dan CEO Nona Woman menambahkan, Nona Woman bercita- cita untuk dapat berkontribusi (give back) sebanyak mungkin pada masyarakat.
“Setiap pembelian produk kami, sebagian keuntungan akan disisihkan untuk membantu perempuan kurang mampu di Indonesia dengan memfasilitasi peralatan kebersihan menstruasi, workshop edukatif dan hal lainnya yang sejalan dengan visi dan misi kami dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya edukasi dan informasi terkait kesehatan perempuan. Kami percaya bahwa menjadi selaras dengan tubuh kita dapat membuat perempuan lebih berdaya dan percaya diri dalam menjalani kehidupan sehari-hari melalui penggunaan produk menstruasi yang lebih baik dan memiliki kemudahan akses terkait pendidikan menstruasi,” jelas Nicole.
Mendukung kiprah Nona Woman, fintech payment gateway Xendit pun menyediakan layanan pembayaran digital bagi femtech sehingga pengguna bisa mendapatkan pilihan yang lebih beragam. Mengingat Xendit memiliki lebih dari 30 metode pembayaran yang bisa digunakan.
Tessa Wijaya, Co-Founder dan COO Xendit mengatakan, dengan solusi infrastruktur pembayaran digital terbaik, femtech dapat berfokus untuk mengekspansi bisnisnya dan mendapatkan sistem keuangan yang mudah, transparan, serta aman.
“Ke depannya, Xendit berkomitmen untuk terus bisa mendukung lebih banyak industri femtech dan berkontribusi lebih pada pemberdayaan perempuan dalam lingkup kerja industri startup khususnya di Indonesia,” ujar Tessa.
HENNI S.
Discussion about this post