youngster.id - Kehadiran teknologi finansial telah memberikan ruang untuk turut mendorong peningkatan inklusi keuangan di Indonesia yang diperkirakan mencapai 65% pada tahun ini. Berdasarkan data OJK pada bulan Agustus 2019, jumlah penyaluran pinjaman yang dikucurkan oleh fintech mencapai 49,79 triliun rupiah atau meningkat 119,69% dibanding dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya.
Bertepatan di bulan Oktober yang diperingati sebagai Hari Inklusi Keuangan dan dicanangkan oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK), Kredivo telah membuka akses kredit pertama bagi lebih dari 60% dari total penggunanya sejak berdiri pada tahun 2016.
“Pergeseran perilaku dan preferensi konsumen keuangan menuju layanan digital dengan memanfaatkan penggunaan teknologi dan internet menjadi peluang bagi para pelaku industri fintech untuk turut mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Sejak didirikan tiga tahun lalu, Kredivo fokus untuk menciptakan produk layanan kredit yang inklusif, efisien, dan aman guna menjawab kebutuhan masyarakat yang selama ini belum terjangkau akses kredit,” kata Umang Rustagi – Co-Founder & COO Kredivo dalam keterangannya, Jumat (17/10/2019) di Jakarta.
Dia mengklaim, 85% dari pengguna yang mendapatkan akses kredit pertamanya melalui Kredivo, merupakan pengguna berusia produktif di rentang umur 18-35 tahun. “Hal ini menjadi kontribusi nyata bagaimana Kredivo turut mampu mendorong inklusi keuangan, khususnya di segmen pasar milenial, dengan membuka akses kredit secara lebih mudah, nyaman, dan aman,” ujarnya.
Saat ini tingkat penetrasi kartu kredit di Indonesia masih menjadi yang terendah di kawasan ASEAN dengan penetrasi diperkirakan berada di kisaran 2%, tergolong rendah dibandingkan dengan Malaysia yang mencapai 20% dan Singapura 40%.
Umang juga mengatakan, jumlah pengguna aktif Kredivo mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 126% y.o.y. Kemudahan dan kepraktisan Kredivo yang menawarkan proses aplikasi serba online dan persetujuan yang cepat berdasarkan data alternatif calon debitur menjawab kesenjangan layanan kredit di Indonesia dan menjadi alasan jumlah pengguna terus meningkat dengan pesat. Hal ini juga menjadi indikator bahwa kebutuhan masyarakat terhadap akses kredit secara digital semakin tinggi dari waktu ke waktu.
Menurut dia, sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.500 pulau tersebar dari Sabang sampai Merauke, potensi peningkatan inklusi keuangan masih sangat besar. Dalam hal ini, ekosistem keuangan digital menghadirkan solusi yang tidak terbatas pada ruang dan waktu, terutama dari aspek intermediasi dan distribusi layanan keuangan yang lebih efisien.
“Untuk itu, ke depan kami akan terus berinovasi dan berkontribusi untuk memberikan akses kredit yang terjangkau, praktis dan aman sehingga tujuan peningkatan akses masyarakat kepada layanan keuangan dapat tercapai,”pungkas Umang.
Menurut Data OJK, fintech lending juga telah memberikan kontribusi sebesar Rp 60 triliun atau setara dengan US$ 4,5 miliar terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post