youngster.id - Fore Coffee, startup kopi on-demand di Indonesia, menutup kuartal pertama tahun 2019 dengan performa memuaskan. Fore Coffee sudah siap membuka 100 outlet di akhir Juni 2019 berkat kesuksesan aplikasinya.
“Kopi sudah menjadi kebutuhan untuk banyak orang. Namun, tidak semua orang punya waktu untuk pergi ke kedai kopi, mengantri, menunggu pesanan mereka jadi, lalu kembali ke tempat kerja. Dengan Fore Coffee, semua hambatan ini bisa kami atasi. Sekarang, mereka bisa melakukan banyak hal lain yang lebih produktif sembari menunggu kopi kami sampai ke tangan mereka dalam sekejap,” ungkap Robin Boe co-founder dan CEO Fore Coffee, dalam keterangannya, Jumat (12/4/2019) di Jakarta.
Fore Coffee mulai beroperasi sejak tanggal 8 Agustus 2018. Kesuksesan Fore Coffee dalam mengembangkan aplikasinya menjadi sebuah pembuktian diri bagi perusahaan rintisan ini. Pada awal pendiriannya, beberapa pihak merasa skeptis dan mengatakan bahwa konsep mereka merupakan gimmick belaka. Namun, hanya dalam waktu delapan bulan sejak diluncurkan, Fore Coffee telah mengalami perkembangan pesat, menambah tenaga dari 90 menjadi 200 karyawan – dimana setengah di antaranya adalah barista.
Robin mengatakan, prioritas utama dari Fore Coffee adalah untuk memahami preferensi dan selera pelanggan, kemudian melakukan berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dukungan teknologi pada performa bisnis Fore Coffee dibuktikan dengan dua hal. Yang pertama, Fore Coffee telah menggunakan mesin kopi paling canggih untuk menghasilkan rasa kopi yang konsisten dan berkualitas tinggi. Yang kedua, kehadiran aplikasi mobile-nya mempermudah proses pemesanan untuk para pelanggan.
Hasilnya pertumbuhan Fore Coffee yang signifikan membawa dampak positif bagi kesejahteraan petani kopi, yang berhasil menjual 6,5 ton biji kopi setiap bulannya kepada Fore Coffee. Jumlah produksi ini berasal dari penggunaan 137 hektar perkebunan kopi yang diolah secara produktif oleh 600 petani di Indonesia.
Pada putaran pendanaan Seri A di bulan Januari 2019, Fore Coffee berhasil mengumpulkan total 134 miliar rupiah (9,5 juta dollar AS), meningkat dari angka awal sebesar 120 miliar rupiah (8,5 juta dollar AS) yang ditutup pada bulan tersebut. Investasi ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura East Ventures, diikuti oleh SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, dan beberapa angel investor.
“Kami sangat senang karena para investor memberikan kepercayaan penuh kepada kami, terutama mengingat ada keragu-raguan dari sebagian pihak di awal pendirian Fore Coffee. Kami tahu bahwa kami sedang berada di jalur yang benar, dan kami tidak sabar untuk menggali saran, wawasan, dan peluang jaringan dari para investor kami yang sudah berpengalaman,” kata Robin lagi.
Sementara itu Willson Cuaca selaku Managing Partner East Ventures mengatakan, data mendorong terjadinya kostumisasi, yang kemudian akan menciptakan pengalaman baru untuk konsumen. “Dengan menggabungkan hal ini dengan infrastruktur yang dioptimalkan untuk Indonesia, maka distribusi produk dan customer touch point bisa berkembang pesat,” ucapnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post