youngster.id - Berdasarkan data perkembangan IT di Indonesia disebutkan bahwa hingga tahun 2030, Indonesia membutuhkan 17 juta orang yang bekerja di bidang ekonomi digital. Seiring perkembangan teknologi digital tersebut, salah satu profesi paling dicari yaitu Full Stack Developer, di mana ia bisa bekerja sebagai front-end maupun back-end developer.
Menuju era Industri 4.0, semakin banyak perusahaan dan start-up membutuhkan Full Stack Developer yang kompeten. Namun tingginya permintaan akan Full Stack Developer berbanding terbalik dengan keterbatasan SDM yang mumpuni di bidang pekerjaan ini.
“Di era digital dan terbatasnya talent di bidang IT, banyak start-up yang sudah mulai mencari talent IT bahkan sebelum mereka lulus kuliah,” kata Bukhari Mardius, CEO dari GreenHCM, perusahaan teknologi dalam bidang Human Capital Management dalam keterangannya, Kamis (20/2/2020) di Jakarta.
Bukhari menyampaikan kendala yang ditemukan pada calon kandidat Full Stack Developer, khususnya bagi lulusan baru, “Rata-rata apa yang diajarkan pada saat kuliah tidak sama dengan yang diimplementasikan, terutama pada industri start-up. Kemampuan memecahkan masalah, menghadapi tantangan, pembelajar yang cepat, dan juga mau belajar hal baru pada teknologi, itu yang dibutuhkan perusahaan start-up,” paparnya.
Tantangan dalam mencari Full Stack Developer ikut dirasakan Alfred Boediman, Managing Director Samsung Research Indonesia. Ia biasanya menggunakan situs khusus untuk mengawasi para software engineer yang kompeten, seperti GitHub atau Stack Overflow. Akan tetapi Alfred mengaku tetap perlu adanya pengalaman, semangat dan pelatihan agar mereka terbiasa dengan perangkat yang digunakan dalam pekerjaan.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, Pintaria, sebuah portal yang menyediakan berbagai program kuliah dan kursus/pelatihan, hadir dengan solusi bagi anak muda Indonesia yang ingin berkarier di bidang IT. Pintaria mengadakan program Pintaria SUPER30 yang memberi kesempatan beasiswa pelatihan kursus Full Stack Developer dan peluang kerja. Nilai beasiswa yang diberikan untuk masing-masing peserta sekitar Rp 40 juta per orang
Pintaria menggandeng tokoh-tokoh IT dengan pengalaman puluhan tahun sebagai SUPERmentor untuk mendampingi para peserta selama 6 bulan program berlangsung. Diantara SUPERmentor adalah Alfred Boediman, Managing Director Samsung Research Indonesia, Endy Lambey, CIO GetPlus, Erga Munggaran, CTO HarukaEDU, Natali Ardianto, Co-founder & CEO ITMI (Co-founder Tiket.com), On Lee, CTO GDP Venture, Risman Adnan, Director at Samsung R&D Institute Indonesia, dan William Notowidagdo, Head of Engineering Ralali.com.
“Indonesia membutuhkan talenta-talenta muda yang berbakat membawa dunia digital dan teknologi Indonesia semakin maju, kini belajar Full Stack Developer juga lebih mudah karena adanya teknologi online learning serta ajang Pintaria Super30 ini,” tutur On Lee yang mempunyai pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai praktisi IT di Silicon Valley, Amerika Serikat.
Pintaria SUPER30 dapat diikuti secara online (live session) oleh peserta yang sudah lulus dari SMA/SMK sederajat atau Perguruan Tinggi dengan usia minimal 18 tahun dari seluruh penjuru Indonesia. Selain mendapat kesempatan kerja, lulusan yang belum memiliki gelar sarjana akan mendapatkan beasiswa penuh kuliah S1 Teknologi Informasi atau Sistem Informasi di Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) dengan metode belajar blended learning sehingga mereka dapat kuliah sambil bekerja.
STEVY WIDIA
Discussion about this post