youngster.id - Untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia Healthcare meresmikan pemasangan Computerized Tomography Scan (CT Scan) yang ke-1000 se-Asia Tenggara.
Dr Vonny N. Tubagus Sp Rad(K), Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Pusat (PDSRI) mengatakan, dengan teknologi CT Scan dokter dapat mendeteksi dini penyakit tidak menular dalam diri pasien sehingga penanganan dapat dilakukan sejak awal dan mencegah penyakit berkembang menuju fase yang lebih serius.
“Dengan kemajuan teknologi saat ini teknologi seperti CT Scan memegang peranan penting dalam alur penanganan pasien, terutama mempermudah dokter mendeteksi penyakit secara dini sebagai upaya preventif,” ungkap Vonny di acara peluncuran Pemasangan 1000 CT Scan di Kawasan Asia Tenggara Senin (12/11/2108) di Omni Hospital Pekayon Bekasi, Jawa Barat.
Sementara itu, Hassan Thomas, Direktur OMNI Hospital Group mengatakan bahwa perangkat CT scan ini sudah tersedia di empat rumah sakit Omni diantaranya berada Omni Hospital Pulomas, Alam Sutera, Cikarang dan Pekayon (Bekasi).
“Mesin CT Scan ini menjadikan kami satu-satunya rumah sakit di Indonesia yang berkompeten dalam menjalankan prosedur Low Dose CT Scan (LDCT) dan Virtual Colonoscopy,” ujar Hasan. Pemasangan mesin ini bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada tanggal 12 November 2018.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa CT Scan mulai diperkenalkan sebagai alat diagnosis pada 1970. Meski demikian mulanya alat tersebut hanya mampu mendiagnosis adanya penyakit di bagian kepala saja. Namun dengan kemajuan teknologi, kini CT Scan bisa memeriksa seluruh tubuh manusia mulai dari kepala sampai kaki.
Putty Kartika, Country Director GE Healthcare Indonesia mengatakan bahwa seiring waktu, inovasi yang disematkan pada CT Scan keluaran terbaru semakin canggih. Yang terbaru, kata dia, adalah 128 slices CT Scan. Mesin CT Scan ini memiliki kemampuan mendeteksi dini penyakit melalui pemeriksaan LDCT (Low Dose CT Scan) dan Virtual Colonoscopy.
“Pemeriksaan Virtual Colonoscopy ini merupakan alternatif apabila pasien merasa takut, tidak nyaman dan cemas atau memiliki kontraindikasi terhadap pemeriksaan kolonoskopi. Pasien tidak perlu dibius dan menggunakan kontras untuk pemeriksaan ini,” jelas Putty.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post