Selasa, 28 Maret 2023
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result

GMV e-Commerce Indonesia Naik Hingga US$ 56 Miliar Pada 2022

22 September 2022
in News
Reading Time: 2 mins read
Harbolnas Gairahkan Bisnis e-Commerce Indonesia

Ratusan e-commerce ramaikan Harbolnas di Indonesia. (Foto: Istimewa/Youngsters.id)

youngster.id - style="text-align: justify">Laporan tahunan SYNC Asia Tenggara Meta dan Bain & Company yang bertema “Ekonomi Digital dan Masa Depan e-Commerce di Wilayah Asia Tenggara”, menyebutkan, prospek belanja digital di Indonesia masih tetap positif. Nilai barang dagangan bruto pada sistem perdagangan elektronik (e-commerce gross merchandise value/GMV) naik menjadi US$ 56 miliar pada 2022.

Hal itu sebagian besar didorong oleh pertumbuhan stabil populasi konsumen digital di Tanah Air yang merupakan tertinggi di antara Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Indonesia kini punya sekitar 168 juta konsumen digital yang mencakup sekitar 46% dari populasi berusia 15 tahun ke atas.

“(Jumlah) itu sedikit lebih tinggi dari angka tahun lalu sebanyak 154 juta, berarti ada tambahan 14 juta konsumen digital,” ujar Edy Widjaja Partner di Bain & Company dalam keterangannya, Kamis (22/9/2022).

Baca juga :   E-Warong Hindarkan Masyarakat Dari Rentenir

Menurut laporan SYNC itu, hampir tiga tahun memasuki masa pandemi Covid-19, konsumen digital Indonesia masih terus mengandalkan beragam kanal (omnichannel) untuk tetap dapat menikmati belanja online dan berkunjung ke toko-toko di pusat perbelanjaan.

Selain itu, lebih dari 80% konsumen Indonesia yang menjalani proses pra dan pascapembelian menganggap saluran online serta channel offline masih sangat penting pada saat tahap pembelian.

Pertumbuhan tersebut juga seiring dengan prospek keseluruhan kawasan Asia Tenggara yang tetap positif dengan GMV e-commerce diperkirakan tumbuh menjadi US$ 129 miliar tahun 2022 dari US$ 112 miliar pada 2021, serta diperkirakan terus naik menjadi US$ 280 miliar tahun 2027.

Total populasi konsumen digital di Asia Tenggara masih terus bertumbuh dan diperkirakan mencapai 370 juta orang pada akhir 2022, di mana 82% dari total populasi berusia 15 tahun ke atas. Angka ini juga diproyeksikan meningkat lebih lanjut menjadi 402 juta orang tahun 2027.

Baca juga :   ASEAN dan SAP Hunting Mahasiswa Untuk Jadi Ilmuwan Data

“Evolusi baru konsumen digital ini tidak diragukan lagi akan menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan nilai GMV e-commerce Asia Tenggara” imbuh Edy.

Dengan profil demografis jangka panjang yang menguntungkan dan karena Asia Tenggara memimpin dalam adopsi teknologi masa depan, lanjut dia, pebisnis disarankan fokus untuk tetap berada di jalur yang tepat di wilayah ini.

Karena itu, pelaku bisnis yang mampu membangun strategi kanal yang terintegrasi dan kapabilitas yang diperlukan, memiliki rantai pasokan yang tangguh, dan memanfaatkan alat dan teknologi terbarukan untuk terlibat dengan konsumen digitalnya akan muncul sebagai pemenang.

Hal itu ditopang oleh prospek jangka panjang Asia Tenggara yang masih terus menguat dengan proyeksi pertumbuhan pendapatan domestik bruto (PDB) dari 2022 hingga tahun 2023, melampaui sebagian besar pasar lain, seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Tiongkok.

Baca juga :   Shopee Perkuat Inklusi Digital dan Pemberdayaan Peluang Bisnis di Seluruh Indonesia

Studi pun menunjukkan bahwa Asia Tenggara diperkirakan mampu mempertahankan proyeksi pertumbuhan 5,1% dibandingkan pasar lain, seperti AS (1,3%), Uni Eropa (2,1%), dan Tiongkok (4,7%) pada akhir tahun 2023.

Tingkat inflasi tahunan di Asia Tenggara pada 2022 hingga 2023 juga diperkirakan lebih baik daripada sebagian besar kawasan lain, dengan proyeksi menurun dari 4,2% menjadi 3,3% pada akhir 2023.

 

STEVY WIDIA

Tags: Bain & Companye-commerce gross merchandise value/GMVekonomi digitalSYNC Asia Tenggara Meta dan Bain & Company
Previous Post

Telkomsel Gelar T-Connext, Wadah Pertemuan Pelaku Ekosistem Digital

Next Post

Indonesia Kini Punya Studio Imersif Dengan Teknologi Extended Reality

Related Posts

kartu transaksi perbankan
News

Transaksi Bank Berbasis Kartu Meningkat Signifikan Setelah Pandemik

28 Maret 2023
0
Darknet
News

Bagaimana Bisnis Gelap Dilakukan Di Situs Gelap

28 Maret 2023
0
podcast
News

Sekarang Bikin Konten Podcast Dapat Memanfaatkan Alat Sederhana untuk Hasil Maksimal

28 Maret 2023
0
Load More
Next Post
Studio Imersif XR

Indonesia Kini Punya Studio Imersif Dengan Teknologi Extended Reality

Crypto-exchanges

Listing di BitMart, Aset Kripto dari VCGamers Masuki Pasar Global

infrastruktur datacenter

Perkuat Infrastruktur, Telkom Bidik Potensi Konektivitas Asia Pasifik

Discussion about this post

Berita Terbaru

AdMedika

AdMedika Dukung Taspen Life Hadirkan Produk Taspen Smart Health

28 Maret 2023
0
Telkom Business Insight

Telkom Dukung Digitalisasi Kawasan Jawa Timur melalui Event Business Insight

28 Maret 2023
0
kartu transaksi perbankan

Transaksi Bank Berbasis Kartu Meningkat Signifikan Setelah Pandemik

28 Maret 2023
0
Darknet

Bagaimana Bisnis Gelap Dilakukan Di Situs Gelap

28 Maret 2023
0
podcast

Sekarang Bikin Konten Podcast Dapat Memanfaatkan Alat Sederhana untuk Hasil Maksimal

28 Maret 2023
0
Co-Founders Qoala

Qoala Raih US$7,5 Juta dalam Pendanaan Seri B+

28 Maret 2023
0
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
Copyright © 2016 - 2023 PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
  • Digital Community

Copyright © 2016 - 2023 PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

Add youngster.id to your Homescreen!

Add
Go to mobile version