youngster.id - Sampah plastik telah menjadi masalah yang berdampak luas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Peduli akan hal itu, GO-FOOD menyediakan konsumen pilihan untuk tidak menyertakan alat makan sekali pakai dalam pemesanan dan delivery bag untuk mitra driver GOJEK.
Chief Food Officer GOJEK Group, Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan, sebagai bagian dari ekosistem GOJEK, GO-FOOD selalu berupaya memastikan terwujudnya dampak positif kepada tiap pihak yang berada dalam ekosistem kami, yaitu mitra merchant, mitra driver, dan pelanggan setia GO-FOOD. Untuk itu aplikasi layanan pesan-antar makanan dengan pengguna dan merchant terbanyak, merasa perlu berkontribusi dalam mendorong terwujudnya dampak-dampak sosial dan lingkungan.
“Kami berkomitmen untuk membuat teknologi yang memudahkan hidup konsumen dan merchant kami, termasuk dalam penerapan gaya hidup mereka yang ramah lingkungan. Melalui inovasi terbaru GO-FOOD, kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama turut menyelamatkan lingkungan karena ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” kata Catherine dalam keterangannya, Jumat (20/7/2019) di Jakarta.
Menurut data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan jumlah timbunan sampah secara nasional sebesar 175.000 ton per hari jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang per hari sebesar 0,7 kg. Dari sampah tersebut, 15% diantaranya berasal dari plastik sekali pakai yang berasal dari kemasan makanan dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya. Sehingga, penting bagi masyarakat untuk bisa mengendalikan penggunaan plastik yang berlebihan.
Untuk itu GO-FOOD menerapkan, Pilihan Untuk Tidak Memesan Alat Makan Sekali Pakai di Dalam Aplikasi. Kini, dengan memanfaatkan teknologi di platform GO-FOOD, pelanggan bisa memilih alat makan secara opsional di daftar pilihan menu dengan biaya tambahan mulai dari Rp 1.000. Saat ini, sudah ada lebih dari 750 outlet yang bergabung dalam inisiatif ini di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Selain itu, dari sisi driver, GO-FOOD juga akan menyediakan tas pengantaran makanan khusus. Tas pengantaran makanan terbaru ini didesain dengan pengaturan kompartemen lebih baik agar bisa digunakan untuk menyimpan dan membawa makanan dengan aman, praktis, dan nyaman, serta membuat para driver untuk tidak perlu menggunakan kantong plastik ketika mengantarkan makanan.
“Dua inisiatif di atas merupakan solusi yang direncanakan akan lebih berkesinambungan karena secara nyata langsung bisa dilakukan oleh merchant, driver, dan pelanggan sebagai pengambil keputusan dalam setiap transaksi GO-FOOD,” ucap Catherine.
Untuk memberikan dampak yang signifikan, GO-FOOD menggandeng lembaga dan organisasi kredibel, diantaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta World-Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, organisasi konservasi lingkungan independen terbesar di Indonesia.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Rosa Vivien Ratnawatimengatakan, LHK mengapresiasi GO-FOOD yang mendukung upaya pemerintah untuk pengurangan sampah plastik dengan memberikan pilihan kepada konsumen GO-FOOD untuk tidak menggunakan alat makan sekali pakai.
“Hal ini tentu sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi sampah plastik dan kami sangat berharap semua pihak, produsen maupun konsumen dapat mengikuti jejak GOJEK untuk menjadi agen perubahan untuk hal ini,” kata Vivien.
Hal serupa juga disampaikan oleh Direktur Kelautan dan Perikanan WWF-Indonesia, Imam Musthofa. “Sebagai dukungan terhadap GOJEK, WWF-Indonesia mengambil peran sebagai mitra pengetahuan (knowledge partner) dengan menyediakan sarana edukasi kepada merchant, driver, dan user untuk membangun kesadaran, perubahan perilaku, dan pada akhirnya membentuk kebiasaan peduli lingkungan dengan tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai,” tambah Imam.
STEVY WIDIA
Discussion about this post