youngster.id - Kementerian Koperasi dan UKM mencatat, 45% bisnis UKM hanya mampu bertahan 3 bulan selama masa pandemi. Selain itu, dari total 64 juta UKM di Indonesia, baru sekitar 8 juta atau 13% yang sudah terhubung dengan ekosistem digital.
Pemanfaatan teknologi lewat UKM Go online dinilai menjadi pintu gerbang baru bagi UKM untuk bangkit. Ayunda Zikrina, Head of Brand & Market Development Niagahoster mengatakan, di era digital dan masuk di masa new normal saat ini keberhasilan bisnis UKM sangat bergantung pada aktivitas go online dan bagaimana pemilik bisnis mengelola aset digital atau kanal go online tersebut.
“Jadi untuk menuju kesuksesan online, aset digital tidak boleh dibiarkan begitu saja, tanpa adanya pengelolaan, evaluasi, dan perbaikan. Bagi pemilik bisnis yang sudah kuat dari sisi produksi, saya merekomendasikan untuk mulai memikirkan pengelolaan aset digital ini,” ujar Ayunda dalam acara Media Meet-Up virtual Kamis (19/11/2020).
Dia menambahkan, di era digital dan masuk di masa new normal saat ini keberhasilan bisnis UKM sangat bergantung pada aktivitas go online dan bagaimana pemilik bisnis mengelola aset digital atau kanal go online tersebut. Dengan demikian, Ayunda menilai toko digital sama dengan toko fisik yang memerlukan pengelolaan dan maintainance secara berkala.
“Untuk mengelola toko fisik, pemilik bisnis mungkin harus mengeluarkan biaya kebersihan, keamanan, promosi offline yang tidak sedikit. Pengelolaan toko online rata-rata dimulai dari konsistensi membuat konten, kemudian mengecek aktivitas media sosial dan berinteraksi dengan pelanggan. Itu semua dapat dilakukan tanpa biaya. Namun, masih banyak pemilik bisnis yang belum memprioritaskan ini,” kata Ayunda.
“Selain itu pengelolaan dari sisi konten, tiap kanal go online memiliki aspek-aspek penunjang lain untuk memaksimalkan kehadiran online. Contohnya di marketplace, pengelolaan dari sisi promo yang digunakan, hingga tampilan katalog dan kategorisasi produk perlu diperhatikan. Di website, pengelolaan dari sisi kecepatan loading halaman hingga tampilan utama website menjadi prioritas,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu Sofalul Khazari, Customer Relations Specialist Niagahoster, menilai pekerjaan pemilik bisnis, pemerintah, hingga swasta tidak berhenti ketika UKM sudah go online. Kesempatan untuk mengembangkan bisnis pun bisa terbuka lebar saat pandemi.
Menurutnya, Niagahoster mengalami kenaikan jumlah pemilik bisnis yang membuat website sebesar 35% di bulan April. Dalam survey yang dilakukan ke seluruh klien Niagahoster bulan kuartal II 2020, 67.40% mengaku membuat website untuk mengembangkan bisnis.
Lebih dari itu, Niagahoster saat ini tengah melakukan program Audit Your Site (AYS) untuk membantu pemilik bisnis dan UKM melakukan proses audit pada website bisnis atau toko online-nya. Menurut Sofal, performa laman digital atau website yang optimal tidak hanya akan mempertahankan bisnis UKM di masa pandemi, tetapi juga memberi peluang pengembangan bisnis dan brand UKM.
“Website yang ideal itu harus mudah ditemukan di mesin pencari, cepat, dan memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda. Website yang seperti ini akan menyumbang traffic, users, bahkan sales yang menguntungkan untuk pemilik bisnis,” ungkap Sofal.
Sebagai informasi, saat ini sudah ada lebih dari 100 website yang melalui proses audit. Dari 100 website tersebut, 31,9% merupakan website company profile, 30,8% adalah website blog, dan 23,1% adalah website toko online.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post