youngster.id - Selama beberapa minggu ke depan ponsel Android akan dapat menggunakan masukan suara (voice input) pada ponsel dan juga mendengarkan ponsel membacakan kembali teks dalam Bahasa Jawa (text-to-speech). Dengan demikian, 80 juta penutur Bahasa Jawa di Indonesia akan dapat berinteraksi dengan ponsel cerdas mereka serta untuk lebih mengembangkan budaya Jawa di Internet.
Hal itu berkat Project Unison, proyek kerjasama Google dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM). Jason Tedjasukmana dari Google Indonesia dalam siaran pers menjelaskan, kumpulan rekaman tuturan Bahasa Jawa untuk membuat model bahasa yang lebih baik bagi orang Indonesia yang menggunakan produk-produk Google.
Mulai Mei, Fakultas Ilmu Budaya UGM akan menyediakan ruangan dan peserta pengumpulan data suara. Nantinya rekaman audio penutur Bahasa Jawa di Yogyakarta akan digabungkan guna membuat suara berbahasa Jawa. Google juga bekerja sama dengan Universitas Reykjavk untuk Bahasa dan Sumber Daya Terbatas dalam usha untuk memasukan lebih banyak bahasa ke online dan membuat alat yang tersedai melalui sumber terbuka untuk mendukung penelitian dan pengembangan ini.
Project Unison adalah proyek penelitian Google untuk membuat suara text-to-speech dengan lebih cepat, murah dan efisien untuk bahasa dengan sumber daya terbatas. Di masa lalu, membuat suara text-to-speech (TTS) yang cukup layak untuk bahasa dengan sumber daya terbatas sulit dilakukan, bukan hanya karena biaya yang tinggi tapi juga karena besarnya data audio yang dibutuhkan.
Project Unison menggunakan teknologi terdepan dalam pembelajaran mesin untuk membuat model text-to-speech dengan cepat dan murah agar Internet dapat semakin mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat.
“Hal ini akan memungkinkan penutur Bahasa Jawa menggunakan masukan suara (voice input) pada ponsel dan juga mendengarkan ponsel membacakankembali teks dalam Bahasa Jawa (text-to-speech). Dengan demikian, 80 juta penutur Bahasa Jawa di Indonesia akan dapat berinteraksi dengan ponsel cerdas mereka secara lebih alami dan mendorong mereka untuk lebih mengembangkan budaya Jawa di Internet,” jelas Jason.
Namun, kemajuan teknologi belakangan ini dalam pembelajaran mesin telah memungkinkan Google membuat model suara dengan data yang sangat terbatas. Google kini dapat mengumpulkan sampel suara hanya dengan perangkat seharga 2,000 dolar AS (komputer, mikrofon, USB converter, dan preamplifier). Tim di Google telah menyelesaikan proyek serupa dalam Bahasa Bengali (dengan 210 juta penutur) dan menambahkan opsi text-to-speech dalam Bahasa Bengali di ponsel Android.
STEVY WIDIA
Discussion about this post