youngster.id - Meningkatnya pengguna layanan keuangan digital membuat Grab Holdings Inc memperluas cakupan bisnis ke sektor keuangan melalui unit bisnisnya Grab Financial. Ada tiga layanan keuangan yang diluncurkan, yakni pinjaman, investasi mikro dan PayLater untuk pembayaran di e-commerce.
“Penelitian telah menunjukkan bahwa ada permintaan nyata untuk produk keuangan yang kami luncurkan,” kata Reuben Lai Managing Director Grab Financial yang dilansir dari TechCrunch, baru-baru ini.
Untuk pinjaman, Grab menawarkan produk yang disediakan oleh bank-bank yang menjadi mitra dalam platformnya. Fitur pinjaman ini akan tersedia di Singapoura akhir tahun. Grab mengklaim pencairan dana nantinya bisa dilakukan dalam temop dua hingga empat hari setelah permohonan pinjaman disetujui.
Sementara itu, Head of Financial Services Grab Ankur Mehrotra menjelaskan perusahaan bakal fokus memberikan pinjaman produktif bagi pelaku usaha yang terintegrasi dengan platformnya, yang belum sepenuhnya terjangkau langsung oleh layanan perbankan. Ankur mencatat setidaknya ada 300 juta orang yang tidak memiliki riwayat kredit di Asia Tenggara.
Untuk itu Grab membuat layanan pinjaman dengan bunga rendah berkisar antara 0,8% hingga 1,5% tergantung dari profil risiko pemohon pinjaman. Menurut Ankur, besaran bunga ini lebih rendah dibandingkan bunga yang ditawarkan perbankan.
Sementara layanan investasi yang bernama AutoInvest dirancang untuk memudahkan pengguna berinvestasi di semua ekosistem Grab. Melalui AutoInvest pengguna dapat berinvestasi dari jumlah terkecil, yakni 1 dolar Singapura per transaksi dengan tingkat pengembalian sekitar 1,8% per tahun yang akan langsung ditransfer ke dompet elektronik GrabPay yang sudah dimiliki pengguna.
Untuk layanan investasi ini Grab berkerja sama dengan Fullerton Fund Management dan UOB Asset Management. AutoInvest rencananya mulai dirilis pada September 2020 dan langsung dapat digunakan oleh pengguna. Sementara untuk layanan PayLater, Grab berencana menggaet mitra e-commerce online untuk menawarkannya. Melalui layanan ini pengguna Grab dapat berbelanja dengan membayar setelah barang atau jasa digunakan.
Sebelumnya Grab sudah mendapatkan pendanaan sebesar US$ 850 juta atau sekitar Rp 11,84 triliun awal tahun ini dari investor asal Jepang, yaitu Mitsubishi UFJ Financial Group Inc dan TIS Inc. Tambahan modal tersebut ini digunakan untuk menyediakan layanan keuangan yang dapat diakses konsumen di Asia Tenggara.
STEVY WIDIA
Discussion about this post