youngster.id - Seiring perkembangan zaman, kebutuhan perusahaan terhadap tenaga kerja di bidang teknologi terus meningkat pesat. Untuk memperluas akses bagi tenaga kerja yang ingin berpindah sektor atau menambah skill IT, Hacktiv8 memperkenalkan Income Share Agreement atau Skema Bagi Hasil.
Lewat program ini siswa bisa mendapatkan pendidikan IT intensif hingga siap-kerja, tanpa perlu membayar biaya di muka.
“Indonesia adalah salah satu ekosistem teknologi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Kami melihat banyaknya permintaan untuk posisi developer (pengembang teknologi), namun kurangnya sarana pendidikan di bidang teknologi informasi. Program Income Share Agreement dari Hacktiv8 mempermudah mereka untuk mendapatkan pendidikan IT intensif hingga siap-kerja, tanpa perlu membayar biaya di muka,” ungkap Ronald Ishak, CEO dari Hacktiv8 dalam keterangannya, Rabu (2/12/2020).
Sejak peluncuran program ini di tahun 2019, sudah lebih dari 250 siswa yang mendaftar dan sukses mendapatkan pekerjaan impian berprospek tinggi.
“Misi Hacktiv8 adalah membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi semua orang. Kami ingin melatih dan mendidik talenta-talenta unggul Indonesia agar bisa menempati posisi-posisi IT strategis untuk mendukung ekonomi digital di dalam negeri. Fokus kami adalah memberikan edukasi, menempatkan para alumni di tempat kerja yang tepat, dan meningkatkan kualitas hidup mereka – bukan semata-mata memberikan ijazah,” lanjut Ronald.
Pada program ini, alumni Hacktiv8 tidak perlu membagikan pendapatan jika belum bekerja atau belum mencapai batas minimum pendapatan per bulan sebesar Rp8 juta. Setelah mencapai angka tersebut, barulah akan dilakukan pembagian pendapatan sebesar 20% dengan Hacktiv8, tanpa dibebani bunga atau denda sama sekali. Selain itu, total maksimal pembayaran tidak akan melebihi nominal Rp60 juta atau 1.5x total biaya pendidikan yang telah ditempuh.
Hacktiv8 telah menentukan periode jangka waktu maksimal untuk pemberlakuan program ISA, yaitu lima tahun. Ini berarti, jika alumni Hacktiv8 belum melakukan pembagian pendapatan sama sekali, misalnya karena menganggur atau pendapatan belum memenuhi syarat, maka biaya pendidikan mereka di Hacktiv8 pun akan otomatis diputihkan, tanpa denda apa pun.
Salah satu alumni yang bergabung di Hacktiv8 dengan menggunakan Income Share Agreement adalah Ahmad Waluyo.
“Melihat persaingan dunia kerja yang sudah semakin berat, saya merasa harus meningkatkan kapasitas diri agar tidak kalah bersaing. Akhirnya saya memberanikan diri resign dari pekerjaan dengan modal satu bulan gaji. Saya memilih menempuh program ISA di bootcamp Hacktiv8 karena saya bisa belajar dulu sampai mendapatkan pekerjaan di bidang IT, tanpa perlu bayar apa-apa,” ungkap Waluyo.
Selama ini, mayoritas lulusan Hacktiv8 berhasil mendapatkan pekerjaan hanya dalam rentang waktu 90 hari dan rata-rata penghasilan sebesar Rp10 juta (gross). Perusahaan ini telah bekerjasama dengan lebih dari 250 mitra rekrutmen lintas industri untuk memasangkan para alumni dengan lowongan kerja yang paling sesuai. Fasilitas penempatan kerja (Job Guarantee) yang disediakan oleh Hacktiv8 merupakan salah satu keunggulannya sebagai coding bootcamp pertama di Indonesia.
STEVY WIDIA