youngster.id - Saat ini, Indonesia menghadapi tantangan kesehatan mental yang semakin mendesak. Survei dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa lebih dari 20 juta penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan mental emosional (GME).
Generasi muda adalah kelompok yang paling rentan, dengan prevalensi depresi tertinggi mencapai 2%. Tantangan ini diperburuk oleh minimnya akses terhadap layanan kesehatan mental. Rasio jumlah tenaga kesehatan mental, seperti psikiater dan psikolog klinis, masih timpang dibandingkan dengan jumlah penduduk. Tercatat, 1 (satu) psikiater harus melayani 250.000 penduduk, dan 1 (satu) psikolog klinis harus melayani sekitar 90.000 penduduk. Rasio ini jauh dari standar minimal WHO, yakni 1:30.000. Lebih lanjut, persebaran psikolog klinis dan psikiater di Indonesia pun belum merata, dengan 75% diantaranya hanya berada di Pulau Jawa.
Sebagai bentuk dukungan bagi mereka yang berjuang untuk kesehatan mentalnya namun seringkali ceritanya belum terdengar, ekosistem layanan kesehatan digital Halodoc menghadirkan kampanye #PejuangMental.
Peluncuran kampanye #PejuangMental oleh Halodoc tak lepas dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental. Menurut penelitian IDN Research Institute, 51% generasi Z dan 42% generasi milenial memandang kesehatan mental sebagai isu yang penting. Seiring meningkatnya kesadaran ini, Halodoc juga mencatat peningkatan konsultasi kesehatan mental rata-rata 23% setiap tahunnya. Sebagian besar keluhan dalam konsultasi tersebut, yakni terkait gangguan kecemasan, depresi, dan konseling hubungan. Meskipun demikian, ternyata hanya 12,7% dari penduduk (berusia 15 tahun ke atas) dengan depresi mendapatkan pengobatan.
“Kampanye #PejuangMental merupakan bentuk komitmen kami dalam memberikan ruang bagi semua orang untuk didengar dan menjadi upaya kami dalam mengedukasi masyarakat untuk tidak swamedikasi (self-diagnose), namun dapat mencari bantuan dengan berkonsultasi dengan psikolog maupun psikiater,” kata dr. Irwan Heriyanto, MARS, Chief of Medical Halodoc, Kamis (10/10/2024).
Ratih Ibrahim, M.M., Psikolog, Ketua II Pengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, mengatakan saat ini, kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental sudah jauh meningkat, apalagi jika kita bandingkan dengan kondisi di satu dekade lalu. Namun tidak dipungkiri, stigma tabu tetap tidak bisa hilang begitu saja dan dapat berdampak pada resistensi.
“Oleh karena itu, kami mengapresiasi dan mendukung upaya edukasi yang dilakukan Halodoc untuk mengajak lebih banyak orang memahami kondisi kesehatan mental mereka. Akses online yang dihadirkan Halodoc memperluas jangkauan dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan mental. Sebagai organisasi yang menaungi psikolog klinis, kami juga senang dapat bekerja sama dengan Halodoc dalam menghubungkan psikolog klinis yang berkompeten secara lebih dekat dengan masyarakat tanpa terbatas aspek geografis,” kata Ratih.
Halodoc menghadirkan layanan Kesehatan Mental di berbagai tahap mulai dari Awareness, Discovery, Counseling, dan Therapy.
STEVY WIDIA
Discussion about this post