youngster.id - Di era digital sekarang, aset digital seperti cryptocurrency semakin marak dan populer. Namun, tidak banyak yang paham dengan risiko dan cara kerja moda investasi ini sehingga diperlukan perhitungan matang dan informasi yang mumpuni.
Hal ini terungkap dalam seminar “Crypto Investment 101” yang disponsori oleh Triv, salah satu platform jual-beli uang digital di Indonesia. Acara tersebut merupakan kolaborasi antara Mata Garuda Jawa Barat dengan Co-Learning Space (CLS).
Kurnia Bijaksana, selaku Sekjen Eksternal Mata Garuda Jawa Barat, memberikan edukasi cara berinvestasi cryptocurrency yang aman dengan meminimalisir risiko kehilangan uang dan serba-serbi pengetahuan yang akan diperlukan seorang investor baru.
“Generasi milenial akan lebih banyak terekspos ke arah investasi aset digital dibandingkan moda investasi tradisional seperti emas atau properti. Karena belum banyak yang paham mengenai karakter dari cryptocurrency ini, banyak celah untuk orang yang tidak bertanggung jawab menipu calon investor,” ujar Kurnia, dalam keterangan yang dilansir Humas CLS, Minggu (29/7/2018) di Bandung, Jawa Barat.
Dalam acara yang dihadiri berbagai komunitas anak muda Bandung itu tampil sebagai pembicara Merlina Li, sebagai Head of Partnership dari Triv dan salah satu pendiri jaringan blockchain terbesar di Indonesia, Indonesia Blockchain Network (IBN).
Merlina menjelaskan sejarah cryptocurrency sebagai jawaban atas kelemahan sistem finansial kapitalistik yang ada sekarang, hingga bagaimana aset digital bisa menjadi moda investasi.
“Jadi perlu kewaspadaan akan risiko terjun ke dunia cryptocurrency dan celah-celah di mana orang yang tidak bertanggung jawab dapat masuk untuk menipu investor yang tidak waspada,” kata Merlina.
Diharapkan dengan berjalannya kegiatan seperti ini, masyarakat akan lebih sadar dan waspada sebelum berinvestasi untuk menghindari kerugian yang besar atau tertipu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
STEVY WIDIA
Discussion about this post