youngster.id - Pemerintah Indonesia telah mencanangkan program untuk menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia pada tahun 2020. Sebagai sebuah langkah nyata dalam upaya mewujudkan program tersebut, HIJUP sebagai pelopor e-commerce fesyen muslim menggelar HIJUP Tenant Gathering.
HIJUP Tenant Gathering ini berlangsung pada 31 Agustus 2016, di Magnolia Ballroom, Hotel Gran Mahakam. Acara ini dihadiri lebih dari 100 tenant.
Menurut CEO HIJUP Diajeng Lestari, tentunya untuk pengembangan bisnis fesyen muslim ini dibutuhkan peran dan dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah dan jasa keuangan.
“Peran dan dukungan dari seluruh pihak sangatlah penting dalam membangun ekosistem ini karena Indonesia sangat berpotensi. Menurut McKinsey, kelas menengah Indonesia diperkirakan pada 2030 akan mencapai 135 juta orang. Itulah mengapa banyak yang sudah mengincar Indonesia sebagai target pasar e-commerce atau usaha online. Untuk sumber daya manusia, Indonesia pun tak kalah kaya potensinya. Pengalaman dari Google kemarin, kita””delegasi Indonesia””bisa belajar dengan sangat cepat. Orang-orang Indonesia pintar. Indonesia punya market, SDM, teknologi yang sangat mumpuni dan mampu bersaing secara global. Namun, tak jarang kondisi ini harus berbenturan dengan mekanisme pendanaan,” papar Diajeng.
Selain itu, permodalan atau pendanaan bagi para desainer fesyen muslim juga merupakan sebuah tantangan besar dalam membangun bisnisnya. Hal itu dikemukakan Ronald Wijaya, Country Head Kapital Boost Indonesia.
“Kapital Boost telah hadir di Indonesia sebagai satu-satunya crowdfunding platform yang berbasis sistem finansial Islam di Asia Tenggara. Melihat begitu besarnya potensi ekonomi kreatif yang tumbuh dari segmen fesyen muslim Indonesia, saya optimis segmen ini akan sangat maju dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Ronald.
Untuk itu, lanjut Ronald, tinggal bagaimana para pelaku bisnis disini, para desainer fesyen muslim bisa terus mengikuti laju dinamika persaingan yang begitu cepat dan ketat, dengan orisinalitas dan keunikan yang harus selalu dituangkan dalam karya-karyanya.
Hal senada dikemukakan Fashion Business Consultant Suud Alwi. Konsultan yang telah terjun langsung ke dunia manufacture & fashion design selama 25 tahun ini mengatakan bahwa para fashion designer dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan siap bersaing, tidak hanya di dalam negeri, namun juga di pasar internasional.
“Setiap desainer harus membiasakan diri untuk disiplin dalam hal kualitas bahan, perpaduan bahan, warna, dan jahitan. Pengukuran atau measurement juga tak kalah pentingnya. Para desainer juga harus membuat sebuah pakem ukuran (sizing)-nya masing-masing serta brand DNA-nya yang kemudian akan diterapkan di setiap karya atau produknya,” saran Suud.
“Semoga ke depannya kita dapat saling bahu-membahu, dan tentunya juga bersama pemerintah menjadikan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia di tahun 2020,” tukas Diaejng.
HENNI T. SOELAEMAN
Discussion about this post