youngster.id - Selain dikenal sebagai platform mesin pencarian, Google juga merupakan platform iklan. Bahkan iklan di Google memungkinkan pelaku usaha menentukan target iklan mereka. Namun sayangnya, hal ini tak bisa lepas dari penyalahgunaan.
Untuk Itu Google telah mengubah kebijakan iklan mereka untuk memblokir iklan tertarget dengan kategori lowongan pekerjaan, perumahan, dan kredit.
Dilansir dari Endgadget, Google kini sedang bekerjasama dengan Departemen Perumahan dan Pengembangan Perkotaan AS untuk jenis iklan tersebut tidak bisa menarget konsumen berdasarkan jenis kelamin, usia, status orangtua, perkawinan, dan alamat.
Hal ini dikarenakan adanya diskriminasi yang terjadi jika pebisnis memasang iklan dengan target tertentu. Misalnya iklan perumahan dalam menarget alamat, pebisnis menarget sebuah kode pos tertentu dan membuat daerah-daerah tertentu yang dianggap ‘tak mampu’ tidak tercakup iklannya.
Google juga melarang banyak sekali karakteristik seperti ras, agama, etnis, preferensi seksual, asal kebangsaan, atau kecacatan. Semua itu adalah sesuatu yang memang rentan diskriminasi.
Selain itu, Alphabet Inc, perusahaan induk Google, menyebut pihaknya sudah menghapus lebih dari 70 adds-on yang disusupi spyware alias software mata-mata.
“Ketika kami diberi tahu bahwa sejumlah ekstensi (adds-on) yang ada di Web Store melanggar kebijakan, kami mengambil tindakan dan menggunakan insiden itu sebagai pelatihan untuk meningkatkan analisis manual dan otomatis kami,” kata Scott Westover Juru Bicara Google yang dilansir Reuters, Minggu (21/6/2020).
STEVY WIDIA
Discussion about this post