youngster.id - Badan pangan dunia (FAO) memprediksi akan terjadi krisis pangan dunia. Untuk menghadapi ini, perlu antisipasi dengan memaksimalkan pemenuhan pangan secara mandiri salah satunya lewat koperasi.
“Selain mendorong gerakan masyarakat untuk menanam tanaman pangan, kita juga harus terus meningkatkan koperasi pangan sebagai bentuk antisipasi datangnya krisis pangan,” kata Teten Maduksi Menteri Koperasi dan UKM melalui keterangan tertulis Senin (22/6/2020).
Teten menyebut Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq di kawasan Ciburial, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung bisa menjadi percontohan. Koperasi sektor riil yang bergerak di sektor pangan ini akan dikembangkan dengan menambah modal inovasi usaha.
“Kemenkop akan mem-back-up koperasi atau koppontren seperti itu melalui pembiayaan LPDB KUMKM. Kita akan memprioritas sektor pangan,” ucap Teten.
MenkopUKM ini optimis, Koppontren Al Ittifaq akan terus berkembang lantaran telah mengadopsi teknologi digital dengan menerapkan aktivitas usahanya secara online. Selama pandemi covid-19 pun kegiatan masih bisa produktif.
“Kita akan mempercepat transformasi digitalisasi ekonomi, terutama untuk Koperasi dan UMKM,” imbuh Teten.
Dirut LPDB KUMKM Supomo mengungkapkan bahwa pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan akad kredit pembiayaan dana bergulir sebesar Rp7,3 miliar untuk Koppontren Al Ittifaq. Diharapkan kinerja koperasi bisa terus berkembang dan produknya merambah pasar yang lebih luas.
“Dana bergulir itu sebagai modal kerja dan infrastruktur untuk kepentingan ekspor produk,” kata Supomo.
Akad pembiayaan menggunakan pola akad Mudharabah untuk modal kerja dengan nisbah bagi hasil 30 persen untuk LPDB-KUMKM dan 70 persen untuk koperasi. Sedangkan akad Murabahah untuk investasi dengan margin sebesar tiga persen per tahun atau 15 persen selama lima tahun dari harga beli.
“Jangka waktu pembiayaan selama 60 bulan sudah termasuk grace period pengembalian pokok selama enam bulan,” ucap Supomo.
Sementara itu sesepuh Ponpes Al Ittifaq KH Fuad Affandi menjelaskan bahwa pihaknya telah memiliki total aset sebesar Rp43,5 miliar per Desember 2019. Selain perkebunan, unit usaha juga bergerak di peternakan domba dan sapi.
Beberapa komoditas unggulan yang telah dihasilkan seperti jeruk dekompon, horenzo, cabai, wortel sinkuroda, butter nut pumpkin, dan jagung. Pemasok hasil pertanian terdiri dari 270 orang petani binaan yang tersebar di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Cianjur dengan pemasaran melalui jaringan supermarket dan pasar tradisional.
“Koppontren Al Ittifaq saat ini melakukan program kemitraan dengan Japan International Coorporation Agency (JICA) dan Progamma Uitzending Manajer (PUM) Belanda,” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post