Huawei Dukung Kolaborasi Peta Jalan Industry 4.0 dan Startup ASEAN

Tim ITB Peserta Huawei ICT Competition 2019-2020. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Mengingat pentingnya kolaborasi antar-pemangku kepentingan untuk mewujudkan Industry 4.0, penyedia teknologi mutakhir Huawei kembali menyatakan komitmennya dalam mendukung agenda 4IR ASEAN. Khusus startup, Huawei memiliki program besar bernama Huawei Cloud Spark.

President, Strategy Marketing Dept Huawei Asia Pacific Region David Lu mengatakan, ASEAN memiliki beberapa pekerjaan penting untuk diselesaikan di balik potensinya yang tinggi. Kurang optimalnya angka penetrasi cloud (kurang dari 25%), 4G (54%), dan fixed broadband (35%) menjadi catatan yang harus diperhatikan para pemangku kepentingan di kawasan. Menuju era konektivitas 5G, ASEAN harus menujukkan semangat yang lebih tinggi terhadap adopsi teknologi digital termutakhir.

Hingga kini, Huawei berkontribusi terhadap separuh dari seluruh proyek 5G lintas industri di dunia, termasuk di industri pelabuhan, pertambangan, dan pendidikan.

“Huawei ingin menambah jejak kolaborasi kami di ASEAN untuk menjadikan kawasan ini serba-terkoneksi dan menjembatani ketimpangan digital. Kami akan bekerja sama dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk menyediakan teknologi, infrastruktur, dan talenta digital yang dibutuhkan. Bersama, kita akan menghadirkan manfaat seperti keandalan, latensi yang lebih rendah, produksi yang semakin efektif dan efisien, serta transformasi digital bagi setiap industri. Terlebih, kita juga akan melakukan transisi ke ekonomi yang hijau, netral karbon, dan berkelanjutan,” papar David dalam keterangan pers, Senin (31/1/2022).

Sementara itu, berfokus di ranah keberlanjutan dan pengurangan emisi, Dicky Edwin Hindarto, Advisor for Indonesia Joint Crediting Mechanism mengajak sektor industri khususnya untuk berpindah ke teknologi yang ramah lingkungan. “Dalam jangka panjang, setiap pelaku industri harus mengarah kepada prinsip-prinsip keberlanjutan. Untuk mencapai ini, mereka harus memahami pula teknologi apa saja yang harus diterapkan, dan bagaimana penerapannya. Maka, kolaborasi antara negara-negara anggota ASEAN dan para pemangku kepentingan adalah hal yang paling penting,” kata Dicky.

Sementara itu, Sharlini Eriza Putri, Co-Founder & CEO Nusantics mendorong anak-anak muda agar menjadi pendiri perusahaan startup masa depan dengan visi yang berani dan transformatif. Nusantics sendiri bergerak di bidang bioteknologi, khususnya riset dan pemanfaatan mikrobioma. “Perusahaan startup memiliki kecepatan yang jauh lebih tinggi, serta kemampuan untuk mendisrupsi cara-cara kerja lama. Pemuda-pemudi ASEAN harus ambil bagian dalam menarasikan Industry 4.0, khususnya di sekitar isu-isu kritikal seperti kesehatan dan lingkungan. Oleh karena itu, startup yang tumbuh dan besar di ASEAN harus didukung sepenuhnya,” ungkap Sharlini.

Khusus startup, Huawei memiliki program besar bernama Huawei Cloud Spark yang diluncurkan sejak Agustus 2020. Melalui program ini, Huawei berkolaborasi dengan pemerintah, inkubator terkemuka, modal ventura, serta universitas untuk membangun platform pendukung bagi munculnya startup-startup baru di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version