youngster.id - PT Telkom segera meluncurkan Telkom 3S. Momentum ini diharapkan akan dapat mengurangi ketergantungan sewa dari satelit asing. Bahkan dalam 5-10 tahun ke depan Indonesia bisa membuat satelit sendiri. Dengan demikian akan memperkuat pengiriman jaringan telekomunikasi kepada masyarakat.
” Indonesia butuh satelit jangka panjang karena banyak sekali daerah di Indonesja yang harus di-cover. Makanya, kita harus menantang diri sendiri untuk membuat (satelit) dengan tangan sendiri. Tentu butuh waktu,” ungkap Abdus Somad Arief, Direktur Network, IT, & Solution Telkom, Senin (30/1/2017)Â di Stasiun Pengendali Satelit Telkom, Cibinong, Jawa Barat.
Menurut pria yang disapa Asa ini, Indonesia sebetulnya sudah mampu memproduksi satelit sendiri, tanpa bantuan dari vendor asing. Misalnya, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) terbukti mampu membuat dan meluncurkan satelit sendiri di luar angkasa.
“Indonesia menjadi negara kedua pertama di dunia yang meluncurkan satelit pada 1976 lalu. Sejak itu sampai sekarang, kita selalu beli satelit . Kami harap dalam 5-10 tahun lagi, Indonesia bisa membuat satelit sendiri,” ucapnya.
Asa menilai Indonesia masih akan terus membutuhkan satelit, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.000 pulau di seluruh Indonesia. Pembangunan jaringan seluler dan serat optik masih dirasa sulit untuk menjangkau daerah terpencil.
Meski tidak digunakan langsung ke end-user, satelit merupakan jaringan backbone atau pendukung jaringan seluler dan serat optik. Cakupan satelit sangat luas dan memperkuat pengiriman jaringan telekomunikasi kepada masyarakat.
Dia juga menyatakan meski sudah memiliki dua satelit existing, Telkom masih memerlukan tambahan kapasitas, sehingga harus menyewa lagi dari satelit milik asing. Peluncuran satelit ketiganya, yakni Telkom 3S, bertujuan untuk menambah kapasitas.
Dalam proses produksi satelit Telkom 3S, perusahaan menggaet vendor asal Prancis, yakni Thales Alenia Space untuk membuat bodi satelit, dan Ariane Space untuk membuat peluncur satelit (launcher). Keduanya dipilih melalui proses tender.
“Lagi pula, ini bukan hanya, pekerjaan rumah (PR) Telkom saja, tetapi juga researcher dan manufacturer. Kalau memang kita belum mampu, sewa saja dulu, tetapi research-nya tetap kita jalani. Kalau tidak cepat-cepat, kita bisa keduluan asing,” tegasnya.
Satelit Telkom 3S akan diluncurkan pada 14 Februari waktu setempat di Kuorou, Amerika Selatan di 118 derajat Bujur Timur (BT). Satelit ini akan menggantikan Telkom 3 yang hilang orbit pada 2012 silam.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post