youngster.id - Industri teknologi informasi dan komunikasi dunia tengah mengedepankan aplikasi mobile, termasuk di Indonesia. Bila dibandingkan, aplikasi mobile asal Indonesia masih kalah dari Tiongkok dan Jepang. Tetapi, dibandingkan dengan India, Indonesia dinilai setara kedudukannya.
Founder & Chairman Global Mobile App Summit and Awards atau GSAMA, CR Venkatesh, menuturkan, aplikasi mobile asal Indonesia dan India memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
“Bila India unggul soal infrastruktur dan pengembangannya, maka Indonesia mempunyai kelebihan soal tampilan atau grafis pada aplikasi mobile,” kata CR Venkates pada acara GSAMA 2017 baru-baru ini di Jakarta.
Menurut dia, sudah seharusnya aplikasi mobile di Indonesia tumbuh pesat dan bisa go global. Apalagi Indonesia terus mengalami pertumbuhan jaringan 4G LTE. Begitu juga penetrasi pengguna internet yang mencapai 40 %.
“Penetrasi internet dengan kombinasi populasi anak muda yang besar ini sangat menjanjikan bagi Indonesia, terutama dalam mendukung hidup digital dan memberikan dampak untuk berbagai industri, terutama startup,” tuturnya.
Untuk itu, GMASA yang sukses digelar di India dan Thailand ini masuk ke Indonesia. Ketertarikan GMASA menggelar di Indonesia, salah satunya soal perkembangan inovasi mobile baru-baru ini di sektor teknologi dan digital yang mengalami pertumbuhan, terbukti meningkatnya populasi startup.
GMASA 2017 yang merupakan konferensi aplikasi mobile tingkat global ini membahas peran inovasi mobile dalam gaya hidup digital, diikuti topik lainnya seperti bisnis, iklan, aplikasi monetisasi, game mobile, e-commerce.
“Kami sangat antusias membawa GMASA ke Indonesia untuk pertama kalinya, karena kami melihat potensi yang sangat besar dari Indonesia. Dengan jumlah pengguna smartphone di Indonesia yang diperkirakan akan tumbuh pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di Asia Tenggara,” pungkas CR Venkatesh.
STEVY WIDIA
Discussion about this post