Indonesia Hadapi Tantangan Digital Skills Gap

Program Literasi Digital Nasional

Kominfo luncurkan Program Literasi Digital Nasional. (Foto: istimewa)

youngster.id - Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan digital skills gap. Dengan begitu, Indonesia memerlukan berbagai talenta yang memiliki keahlian industri 4.0, seperti Big Data Analytics, AI, Cybersecurity, Cloud Computing, IoT, Machine Learning, dan sebagainya.

Transformasi digital merupakan penerapan teknologi digital untuk menciptakan inovasi atau memodifikasi hal yang sudah eksis guna memenuhi kebutuhan baru. Percepatan transformasi digital di Indonesia juga dibantu dengan teknologi yang sudah tersedia. Artificial intelligence (AI), 5G, cloud computing, dan Internet of Things (IoT) adalah beberapa teknologi baru yang telah ada dan akan terus berkembang untuk mendukung aktivitas sehari-hari ketika transformasi digital sudah berhasil diterapkan.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate dalam pembukaan Online Academy Angkatan 2 DTS 2020, menyampaikan, tantangan digital skills gap membuat, talenta digital harus dilengkapi dengan soft-skill yaitu 21st Century Skills yakni Critical Thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication.

Kombinasi dari kecakapan-kecakapan inilah yang paling dibutuhkan untuk membantu akselerasi transformasi digital.

Namun, menurut data World Bank 2016, Indonesia hingga tahun 2030, membutuhkan setidaknya sembilan juta talenta digital, atau sekitar 600 ribu talenta per tahun, sejak tahun 2015. Guna menyiapkan kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut, pemerintah memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi yang merupakan tempat untuk mencetak talenta digital baru.

Untuk itu, IT Del, salah satu unit dan afiliasi Yayasan Del, akan menyelenggarakan Simposium Nasional bertema AI Campus untuk Industrialisasi Inteligensi”. Acara ini akan diselenggaran secara virtual melalui zoom dan akan disiarkan melalui kanal Youtube IT Del pada Kamis, 30 September 2021, pukul 09.30 WIB.

Simposium Nasional ini akan dibuka oleh Pendiri dan Pembina Yayasan Del, Luhut Binsar Pandjaitan, Bupati Toba, Ir. Poltak Sitorus. Acara juga akan dibuka oleh Menteri Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, yang akan memberikan pandangannya tentang pentingnya menyiapkan talenta digital serta peran perguruan tinggi didalamnya.

Isi acara ini akan dibagi ke dua sesi, sesi pertama akan berbicara mengenai peran AI di negara berkembang dan pengaplikasiannya, yang akan dibawakan oleh Rektor IT Del, Professor Togar Simatupang, Al Solution Sales Head, Huawei Indonesia Cloud BU, Randal Wang Feng, serta Anggota Kehormatan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dr. Saswinadi Sasmojo.

Sesi selanjutnya akan membahas implementasi AI pada berbagai industri, khususnya kesehatan dan pariwisata yang akan dibawakan oleh, Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika – Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Dr. Drs. Agung Eru Prabowo, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version