youngster.id - Transformasi digital dan inovasi telah menjadi bagian penting dalam dunia bisnis di Indonesia. Perusahaan layanan komputasi awan pun menghadirkan berbagai layanan data untuk memenuhi kebutuhan pasar. Amazon Web Service (AWS), perusahaan layanan komputasi awan, menargetkan akan merampungkan pembangunan pangkalan data (data center) di Indonesia pada tahun ini.
Paul Chen, Head of Solutions Architect ASEAN AWS mengungkapkan, Indonesia merupakan pasar potensial untuk bisnis pangkalan data lantaran terdapat banyak pemain startup dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Selain startup Indonesia memiliki banyak pemain UMKM yang tengah beralih ke digital selama masa pandemi corona sehingga membutuhkan ruang penyimpanan data. Pertumbuhan startup dan UMKM di Indonesia jadi potensial bagi bisnis komputasi awan [cloud]. Bahkan, penetrasi daring di Indonesia sudah termasuk yang tertinggi di dunia,” katanya dalam diskusi virtual Selasa (21/9/2021)
Menurut Paul, untuk itu AWS akan terus mengembangkan layanan di Indonesia yang merupakan bagian dari pembangunan pangkalan data di 25 wilayah yang membawahi 81 availability zone secara keseluruhan. Availability Zone terdiri dari satu atau beberapa pusat data yang masing-masing terhubung ke infrastruktur global AWS. Jakarta Region memiliki total 3 Availability Zone.
“Tujuan satu Region memiliki beberapa Availability Zone adalah meningkatkan toleransi kesalahan serta ketahanan infrastruktur. Jadi, jika satu Availability Zone kebetulan mengalami gangguan kapasitas tersebut dapat dialihkan ke Availability Zone lainnya dengan mudah dan instan. Pelanggan juga tidak perlu khawatir tentang kehilangan data, karena database akan langsung direplikasi dari satu Availability Zone ke Availability Zone lainnya,” papar Paul.
Sementara itu Developer Advocate ASEAN AWS Donnie Prakoso AWS mengatakan, di Indonesia AWS telah memberikan solusi dan membantu para pelanggannya bagi mereka yang membutuhkan skalabilitas dan kegesitan (agility) yang memampukan mereka agar mampu menyesuaikan diri dengan perubahan digital yang terjadi.
“AWS menghadirkan empat langkah dalam inovasi, antara lain migrasi dan alokasi sumber daya untuk kebutuhan yang lebih kritikal, adopsi praktik-praktik yang sesuai kaidah pengembangan modern application, mendapatkan wawasan yang lebih mendalam dengan bantuan analitik data, dan memberikan perlindungan, kepatuhan, dan ketahanan,” ujarnya.
Solusi digital yang dibutuhkan oleh tiap perusahaan atau pelanggan AWS sendiri juga beraneka ragam, mulai dari kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas komputasi dan penyimpanannya, sehingga mereka bisa mempertahankan server dari lonjakan traffic hingga 300%, otomasi sebagai proses demi peningkatan operasional yang lebih efektif, hingga bagaimana data dipakai untuk membangun model bisnis yang lebih baik dan tepat sasaran.
Menurut Donnie, salah satu klien AWS adalah Sekolah.mu, startup teknologi pendidikan dan penyedia blended learning. Dalam waktu setahun, Sekolah.mu mampu mengoptimalisasi layanannya untuk melayani lebih dari 2.5 juta pengguna di seluruh Indonesia, dan bahkan menghadapi 12 juta pageview dalam sehari. Tim TI Sekolah.mu juga lebih ramping dan terdiri dari 6 personil saja: 1 orang menangani arsitektur, sementara kelima orang lainnya fokus pada pengembangan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post