youngster.id - TikTok membentuk Dewan Penasihat Keamanan tingkat Regional bersama para ahli terpilih di bidang konten, kebijakan, dan akademis yang berasal dari berbagai wilayah. Dewan Penasihat ini akan memberikan anjuran mengenai kebijakan moderasi konten dan isu keamanan, serta kenyamanan pengguna secara spesifik ke seluruh wilayah Asia Pasifik.
“TikTok telah mengambil langkah positif ke depan dalam meningkatkan kebijakan dan prosesnya dengan membentuk Dewan Penasihat Keamanan Asia Pasifik,” kata Arjun Narayan selaku TikTok Director of Trust and Safety, Asia Pacific dalam keterangannya, Rabu (23/9/2020).
Menurut dia, penasihat eksternal ini terdiri dari para ahli yang berkompeten di bidang hukum dan kebijakan, serta akademisi dari berbagai wilayah. Dewan Penasihat menyatukan beragam pendapat dari ahli yang dapat membantu mengembangkan kebijakan praktis. Bukan hanya untuk menjawab tantangan saat ini, tapi juga merencanakan kebijakan untuk isu-isu yang akan dihadapi industri di masa mendatang.
“Saya senang menyambut anggota pendiri Dewan ini, saya juga yakin para anggota Dewan akan memberikan saran dan nasihat yang konstruktif dan jujur, sebagaimana TikTok terus menguatkan kebijakan kontennya di Asia Pasifik. Kami berharap dapat terus memperluas keanggotaan Dewan ini dengan perwakilan-perwakilan pasar dari berbagai wilayah,” ucapnya lagi.
Indonesia ikut bergabung ke dalam Dewan Penasihat Keamanan TikTok Asia Pasifik yang diwakili Anita Wahid. “Dengan membentuk Dewan Penasihat Keamanan independen ini, TikTok telah menunjukkan komitmen untuk menjadikan platform yang aman bagi semua pengguna. Saya senang sekali dapat bekerjasama dengan anggota dewan lainnya untuk membahas permasalah di industri saat ini, serta memitigasi potensi bahaya ke depannya,”kata aktivis, Gusdurian Network Indonesia dan President MAFINDO (Indonesia Anti-Hoax Society).
Anggota Pendiri Dewan Penasihat Keamanan TikTok Asia Pasifik yang lain adalah Jehan Ara (Pakistan), Amitabh Kumar (India), Nguyen Phuong Linh (Vietnam), Yuhyun Park (Singapura), Prof Akira Sakamoto Jepang serta Prof Seungwoo Son (Korea Selatan).
STEVY WIDIA
Discussion about this post