youngster.id - Penerapan artificial intelligence dan machine learning (AI/ML) diberbagai industri diprediksi akan meningkatkan produktivitas global sebesar US$13 Triliun. Sayangnya lebih dari 40% perusahaan kekurangan sumber daya manusia di bidang tersebut.
Hal ini tentu menjadi hambatan bagi implementasi teknologi. Untuk itu Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengajak anak muda untuk berkarier di bidang AI/ML.
“Saya berharap adanya kontribusi komunitas profesional mancanegara dalam lima bidang prioritias yakni kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, dan mobilitas dan kota cerdas,” ujar Menristek Bambang Brodjonegoro dalam keterangannya di forum Going Global Series: Predicting Your Roles in Artificial Intelligence and Machine Learning yang diadakan Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA) baru-baru ini.
Dia menegaskan kehadiran para profesional dan eksekutif yang mahir di bidang teknologi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan transformasi digital di berbagai industri di Indonesia. Dengan inovasi akan dapat meningkatkan kualitas hidup dan menyukseskan visi Indonesia maju dalam mencapai negara berpenghasilan tinggi sebelum tahun 2045.
Hal senada juga disampaikan Dubes Indonesia untuk AS Muhammad Lutfi dalam forum itu. Menurut dia, inovasi penting dalam mempersiapkan Indonesia agar dapat menjadi negara maju sebelum habisnya dividen demografi di tahun 2038. Contoh inovasi yang dibutuhkan menurut Lutfi adalah dalam bidang sustainable infrastructure.
Saat ini produksi listrik di Indonesia yang berasal dari green power plant hanya sebesar kurang dari 5%. Angka ini dikatakannya harus bisa naik hingga 25% di tahun mendatang.
“Indonesia akan dapat melakukan ini dengan orang-orang dan profesional seperti kalian. Semoga dengan teknologi digital ini kita bisa memulai banyak diskusi dan menjadi solusi (terhadap isu ini). Saya mengharapkan bahwa melalui diskusi-diskusi seperti yang diadakan GIPA kali ini, kita dapat mempersiapkan lebih banyak orang untuk mengambil peran utama di pembentukan solusi tersebut,” ujar Muhammad Lutfi, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM juga.
Dalam kesempatan tersebut GIPA juga menghadirkan tiga anak muda Indonesia menjadi narasumber inspiratif yang bekerja di Microsoft, Citigroup, dan Google di Amerika Serikat dan Singapura. “GIPA mengadakan forum Going Global ini untuk memberikan inspirasi bagi anak bangsa di luar negeri dan di Indonesia untuk berani berkarier secara global terutama di bidang AI/ML sebagai program kami untuk pembangunan SDM Indonesia” ujar Steven Marcelino, Chairman dari GIPA.
Nurvirta Monarizqa, putra Indonesia yang menjadi data scientist di Microsoft, Seattle. Lalu Kartina Saifuddin (Wina), seorang Senior Vice President di Citi, New York. Juga Cipta Herwana (Cipta) yang sekarang berkarier sebagai machine learning engineer di Google Pay ini semakin melihat potensi dari implementasi teknologi di berbagai sektor.
“Kalau kita lihat sekarang AI/ML ini sudah mentransformasi berbagai hal, mulai metode penanganan Covid yang diberlakukan di Singapura hingga pengembangan mobil tanpa pengemudi, aku tidak sabar hingga AI/ML bisa membantu manusia dalam mengerjakan hal-hal yang bersifat repetitif,” ujar Cipta.
Tercatat acara ini disaksikan langsung oleh lebih dari 1.100 mahasiswa dan profesional muda yang berdomisili di 120 kota dan 24 negara.
STEVY WIDIA
Discussion about this post