youngster.id - Skandal penyalahgunaan data puluhan juta pengguna terus bergulir. Facebook akhirnya membeberkan ada sekitar 87 juta pengguna yang datanya telah digunakan secara tidak layak oleh perusahaan konsultan politik, Cambridge Analytica.Sebagian besar merupakan data pengguna Facebook di Amerika Serikat (AS), dan Indonesia juga termasuk tiga besar yang menjadi korban.
Sebanyak 70,6 juta akun yang disalahgunakan berasal dari AS, Filipina berada di posisi ke dua dengan 1,2 juta dan Indonesia dengan 1 jutaan akun. Dari total jumlah akun yang disalahgunakan, 1,3 persen adalah milik pengguna di Indonesia.
Negara-negara lain yang juga menjadi korban adalah Inggris, Meksiko, Kanada, India, Brasil, Vietnam dan Australia. Namun Facebook mengaku tidak tahu rincian data yang diambil dan jumlah pasti akun yang menjadi korban.
“Total, kami yakin informasi dari 87 juta orang di Facebook, sebagian besar di AS, telah dibagikan secara tidak layak dengan Cambridge Analytica,” tulis Facebook dalam keterangan resminya, Kamis (5/4/2018).
Untuk mencegah masalah serupa kembali terjadi, Facebook mengumumkan sembilan perubahan penting di layanannya. Hal ini bertujuan untuk memberikan perlindungan yang lebih baik untuk seluruh informasi yang ada di Facebook.
Sembilan perubahan penting itu mencakup API untuk layanan Event, Group, Page, Instagram, Platform, login Facebook, Search and Account Recovery, data panggilan telepon dan pengiriman pesan, Data Providers and Partner Categories, serta pengaturan aplikasi.
Selain itu, Facebook juga akan memberikan pemberitahuan kepada pengguna yang informasinya diduga dibagikan secara tidak layak ke Cambrdige Analytica.
“Kami yakin perubahan-perubahan ini akan melindungi informasi orang-orang dengan lebih baik, dan tetap membuat developer bisa menciptakan pengalaman berguna. Kami tahu, kami harus mengerjakan banyak hal, dan kami akan memberikan informasi terbaru jika ada perubahan,” tulis Facebook.
STEVY WIDIA
Discussion about this post