youngster.id - Pengembangan ekosistem industri game yang dilakukan secara serius dan berkelanjutan diharapkan akan semakin meningkatkan daya saing produk dan pelaku mendorong peningkatan kontribusi terhadap pertumbuhan industri kreatif itu sendiri sekaligus mendorong perekonomian nasional.
Demikian disampaikan Direktur Industri Film, Televisi dan Animasi, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Syaifullah. Menurut dia, Industri pengembangan permainan merupakan salah satu sub-sektor industri kreatif yang akan dikembangkan di Indonesia. Sudah banyak hasil karya para game developer lokal Indonesia dan bahkan memperoleh penghargaan internasional.
“Ini membuat usaha industri kreatif khususnya subsektor pengembangan permainan Indonesia semakin dikenal di tingkat dunia,” kata Syaifullah dalam keterangannya baru-baru ini.
Namun, Syaifullah mengaku sub-sektor ini masih menghadapi banyak tantangan, beberapa di antaranya adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) baik secara kuantitas atau kualitas, sedikitnya minat investor pada industri ini dan belum adanya kebijakan proteksi yang memihak pada kepentingan developer domestik.
“Situasi inilah yang menyebabkan ekosistem sub-sektor ini belum terbangun secara maksimal,” ujarnya.
Berdasarkan hal tersebut, guna mengembangkan ekosistem dan mendorong kerjasama antara para pemangku kepentingan dari subsektor Industri Permainan, Direktorat Industri Kreatif Film, Televisi dan Animasi mengadakan sebuah program inkubasi yang diperuntukkan bagi para pelaku di industri pengembangan permainan yaitu kegiatan Creative Game-Developer Incubation (CGI).
Kegiatan inkubasi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, pengalaman, serta penguatan jejaring kepada pelaku pengembangan permainan sehingga dapat meningkatkan skill dan knowledge sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dalam pembuatan game yang kualitas dan dapat bersaing di pasar nasional bahkan internasional di masa depan.
Dalam melaksanakan program CGI yang bertujuan untuk mengakselerasi pengembangan para pelaku kreatif yang bergerak dibidang pengembangan permainan, Kemenparekraf bekerja sama dengan Asosiasi, Akademisi dan Industri di bidang game yaitu Asosisasi Game Indonesia (AGI), Institut Teknologi Bandung, dan Base Incubator yang berperan sebagai Panel Tim Ahli.
Pelaksanaan CGI dimulai dengan sosialisasi via media sosial dan open call peserta hingga akhir September, proposal yang masuk lalu dikurasi oleh Tim Ahli dan peserta terpilih akan mengikuti Bootcamp selama 5 hari dari tanggal 13-17 Oktober 2020 di Bandung dan setelah itu akan mendapatkan pendampingan development game selama 1 bulan secara online dan offline.
Pendaftar yang lolos kurasi terdiri dari studio game dan individu yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia antara lain Batam, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang dan Nusa Tenggara Barat.
Syaifullah berharap dengan adanya program inkubasi CGI ini bisa membantu dan bermanfaat untuk mendorong ekosistem pengembangan permainan di Indonesia, dan program CGI ini akan selalu ditingkatkan pada masa yang akan datang.
“CGI tahun ini merupakan Pilot Project Inkubasi di subsektor Pengembangan Permainan pertama dari Kemenparekraf, namun kami berharap dengan adanya program ini dapat pemerintah dapat mendorong diskusi dan interaksi antara industri dan akademia, juga membantu transfer knowledge dari pelaku yang sudah sukses dan pelaku yang baru memulai. Diharapkan ilmu yang didapatkan peserta dapat membantu dalam bertahan saat pandemi, berkembang dan meningkatkan usahanya pasca pandemi Covid-19,” pungkasnya.
STEVY WIDIA