youngster.id - Industri kreatif dituntut untuk terus berinovasi agar mampu berdaya saing dan meningkatkan nilai tambah produk. Dengan demikian industri ini akan mampu berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Sesuai Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, kami memacu upaya tersebut dengan melaksanakan berbagai kebijakan strategis seperti fasilitasi pameran ini,” kata Gati Wibawaningsih Dirjen IKM Kemenperin pada pembukaan Pameran Produk Kreatif Nusantara Selasa (14/3/2017) di Jakarta.
Dalam keterangan tertulisnya Gati menyampaikan, industri kreatif menyumbang sekitar Rp 642 triliun atau 7,05 % terhadap total PDB Indonesia pada tahun 2015. “Kontribusi terbesar berasal dari sektor kuliner sebanyak 34,2 %, mode atau fashion 27,9 % dan kerajinan 14,88 %,” ungkapnya. Industri kreatif juga merupakan sektor keempat terbesar dalam penyerapan tenaga kerja nasional, dengan kontribusinya mencapai 10,7 % atau 11,8 juta orang.
Industri kreatif nasional dinilai telah mampu bersaing di pasar global. Kekuatan ini terletak pada sumber bahan baku yang melimpah dan berkelanjutan, didukung dengan keragaman corak dan desain produk yang berciri khas lokal, serta ditunjang oleh para perajin yang cukup kompeten.
“Di pameran ini, kita bisa lihat beragam inovasi pelaku industri kreatif yang membuat bahan bekas menjadi produk kreatif bernilai seni tinggi,” ujarnya.
Fasilitas
Berdasarkan data BPS yang diolah Direktorat Jenderal IKM Kemenperin, IKM terus meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap tahun.
Hal ini terlihat dari capaian pada tahun 2016 sebesar Rp520 triliun atau meningkat 18,3 % dibandingkan pada 2015. Sementara itu, nilai tambah IKM di tahun 2014 tahun sekitar Rp373 triliun menjadi Rp439 triliun tahun 2015 atau naik 17,6 %.
“Untuk memacu produktivitas dan daya saing IKM, kami akan memberikan fasilitas pada tahun ini berupa pengembangan produk, restrukturisasi mesin dan peralatan, serta promosi dan pameran,” tutur Gati. Selain itu juga akan dilaksanakan program bimbingan teknis, start-up capital, pendampingan, dan fasilitasi izin usaha industri.
STEVY WIDIA
Discussion about this post