Inilah Pemenang Solusi Desa Broadband Terpadu

Program Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) telah berhasil memilih 6 tim terbaik dan 4 penghargaan khusus untuk solusi inovatif (Foto: ilustrasi/Youngsters.id)

youngster.id - Program Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) telah berhasil mengumpulkan 23 inisiatif aplikasi untuk desa pertanian, nelayan dan tertinggal. Hasil karya aplikasi itu telah dipamerkan pula dalam Expo SDBT pada Selasa (02/08/2016) di Aula Panca Gatra Lemhanas, Jakarta.

Karya 23 tim terpilih itu telah melalui proses ignition, workshop dan bootcamp, sebelum dipamerkan kepada publik.

Usai pameran, kompetisi SDBT yang ditujukan untuk menghasilkan ide dan konsep aplikasi mengenai penanganan masalah di desa nelayan, pertanian dan desa tertinggal itu telah memasuki tahap penjurian seksama dan penilaian final.

Dalam penilaian final itu, setiap tim mempresentasikan aplikasi dan solusi yang mereka buat untuk diberikan penilaian akhir oleh para juri. Setelah proses tersebut, terpilihlah enam tim terbaik dan empat tim dengan penghargaan khusus untuk solusi inovatif sesuai dengan kategorinya masing-masing.

Berikut ini adalah enam tim terbaik SDBT 2016, yaitu:

  1. Singa Laut (Pemenang bidang produktivitas, kesehatan dan keamanan dasar perikanan laut),
  2. Hukaku (Pemenang bidang produktivitas desa pedalaman),
  3. SOS Desaku (Pemenang pemberdayaan masyarakat dan keamanan dasar pedalaman),
  4. Second Vision (Pemenang bidang akses pasar pertanian),
  5. 8 Villages PetaniApp (Pemenang bidang produktivitas pertanian), dan
  6. Panen ID (Pemenang bidang pemberdayaan masyarakat pertanian).

Selain itu, diberikan juga penghargaan khusus untuk solusi inovatif, yaitu: Jukutech (Solusi inovatif pemberdayaan masyarakat nelayan atau perikanan laut), Senusa  (Solusi inovatif pemasaran hasil tangkapan ikan dan produk nelayanan lainnya), Situbondo Smart (Solusi inovatif manajemen sistem informasi agrobisnis), Layerfarm (Solusi inovatif bidang produktivitas dan akses pasar Peternakan Unggas Petelur).

Setelah menentukan enam solusi terbaik yang terdiri dari dua solusi terbaik untuk kategori nelayan, dua solusi terbaik untuk kategori pertanian, dan dua solusi terbaik untuk kategori pedalaman, karya itu akan diimplementasikan pada tiga desa piloting yaitu Desa Meskom Kec. Bengkalis, Riau; Desa Panca Karsa I Kec. Taluduti, Gorontalo, dan Desa Fatukbot Kec Atambua ”“ NTT.

Selama dua minggu akan dilakukan uji coba dan penyempurnaan solusi yang telah dibuat berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan. Tindak lanjut dari pelaksaan piloting ini antara lain implementasi solusi secara massif di 500 lokasi desa terdepan, tertinggal, dan terluar (3T), yang akan bekerja sama dengan operator telekomunikasi pada tahun 2017.

 

ANGGIE ADJIE SAPUTRA

Exit mobile version