youngster.id - Tren Internet of Things (IoT) masih menanti waktu, sampai nanti hadir teknologi Internet 5G di tengah masyarakat.
IoT adalah kemampuan sebuah benda terhubung ke Internet tanpa ada interaksi dari manusia. Teknologi ini diramalkan akan hadir di tahun 2020 nanti, ketika nanti standarnya telah ditetapkan oleh badan internasional yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan industri Internet dan telekomunikasi.
“5G akan jadi peledak untuk IoT,” kata Hardyana Syintawati, VP Marketing Communications Ericsson Indonesia belum lama ini.
Hardyana berkata, 5G akan memiliki akses dengan latensi yang rendah sehingga komunikasi antar perangkat semakin lancar dan jalur pemrosesan komunikasinya bisa bergerak lebih cepat.
Para ahli telah merancang agar siklus teknologi nirkabel terjadi dalam 10 tahun. 2G dirancang untuk suara, 3G untuk suara dan data, 4G untuk pengalaman Internet broadband, dan 5G akan dimanfaatkan untuk kemampuan komputasi yang menyatu dengan komunikasi di mana pun.
Di masa itu, Ericsson memprediksi ada 50 benda yang bisa terhubung ke Internet dengan jumlah 5 miliar penduduk Bumi yang memanfaatkan Internet.
Perangkat itu tak lagi cuma ponsel, tablet, atau komputer, tetapi juga pakaian, sepeda, pemanas makanan, kamera CCTV, lampu, dan semua benda yang dibekali kartu SIM atau koneksi Wi-Fi.
“Kita akan melihat nanti satu perangkat bisa berkomunikasi dengan perangkat lain. Itu sudah terjadi sekarang. Ada machine to machine atau ada motor yang dipasangi kartu SIM,” tutur Hardyana belum lama ini di Jakarta.
Untuk mengantisipasi hal itu, Ericsson telah membangun sebuah sistem dan solusi teknologi end to end IoT Accelerator yang mereka tujukan untuk segmen korporasi atau pemerintahan, dan tak menutup kemungkinan perusahaan teknologi.
Langkah ini dilakukan Ericsson melihat semakin banyak korporasi atau lembaga lain yang bertransformasi memanfaatkan teknologi dan digital dalam menjalankan operasionalnya. Ericsson akan fokus di sektor industri keamanan publik, utilitas, transportasi, dan smart city.
Hardyana berkata IoT Accelerator akan menggabungkan platform IoT Ericsson dan teknologi konektivitas perusahaan asal Swedia tersebut. Solusi itu bisa berupa cloud, konektivitas, aplikasi, dan layanan.
“Kemampuan IOT platform ‘akan mencakup manajemen data, penagihan, manajemen perangkat, layanan konektivitas, analisis, dan monetazion,” katanya.
Ericsson selama ini telah menyediakan solusi seperti sistem penagihan, konektivitas, dan layanan, tetapi dengan adanya IoT Accelerator ini, semua layanan itu seakan lebih diperkuat untuk menawarkan layanan end-to-end.
Tim baru untuk IoT Accellerator di Ericsson saat ini sedang dipersiapkan dan di Indonesia mereka sedang menjajaki kerja sama dengan sejumlah klien potensial. Solusi ini akan tersedia secara global pada kuartal ketiga 2016.
STEVY WIDIA
Discussion about this post