youngster.id - Jumlah serangan siber di Indonesia kembali menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Sepanjang semester I 2025, tercatat lebih dari 133 juta serangan terjadi di jaringan internet nasional, atau setara sembilan serangan setiap detik. Menariknya, perempuan adalah kelompok masyarakat yang sangat rentan terhadap serangan siber, terutama hoaks, cyberbullying, dan kekerasan digital lainnya.
Hal ini mendorong, ITSEC Asia perusahaan keamanan siber dan kecerdasan buatan (cyber–AI) menginisiasi SheCure Digital, program keamanan digital yang fokus untuk perempuan.
Program ini berangkat dari kenyataan bahwa seiring dengan semakin banyak aspek kehidupan yang berpindah ke ranah online, ancaman digital seperti pelecehan, penipuan, dan kekerasan berbasis digital seringkali lebih berdampak pada perempuan, di saat mekanisme perlindungan masih terpecah atau sulit diakses.
“SheCure Digital menggabungkan keahlian kami di bidang keamanan siber dengan edukasi, kemitraan, dan program komunitas, agar lebih banyak perempuan dapat menjelajahi dunia digital dengan percaya diri, bukan takut,” kata Patrick Dannacher, Presiden Direktur & CEO PT ITSEC Asia Tbk dalam jumpa pers, Jumat (5/12/2025) di Jakarta.
Dannacher menegaskan, strategi produk ITSEC Asia semakin berpusat pada operasi keamanan berbasis AI, deteksi ancaman tingkat lanjut, dan layanan terkelola yang dapat diperluas.
“Solusi-solusi tersebut dirancang untuk sektor teregulasi, infrastruktur kritis, dan organisasi yang beroperasi lintas otoritas dengan kebutuhan keamanan yang beragam,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Communications PT ITSEC Asia Tbk Stefanus Saerang menambahkan, perempuan adalah pengguna platform digital paling aktif, namun juga termasuk yang paling terekspos saat terjadi insiden. Untuk itu, ITSEC Asia berencana mengimplementasikan SheCure Digital melalui kerja sama dengan komunitas, institusi pendidikan, LSM, mitra industri, dan regulator, dengan fokus pada program terstruktur yang dapat diperluas untuk menjangkau perempuan di seluruh Indonesia.
“Tujuan kami adalah berkontribusi pada ekosistem di mana bisnis dapat bertumbuh, masyarakat dapat terdigitalisasi dengan percaya diri, dan lebih banyak individu, termasuk perempuan dan generasi muda, dapat berpartisipasi dengan aman di ruang digital,” ucap Steve.
Program ini akan diluncurkan pada awal 2026, bekerjasama dengan KUMPUL dan UN Women.
Selain itu, sebagai bagian dari agenda regionalnya, ITSEC Asia mengumumkan Cybersecurity & AI Summit 2026 yang akan diselenggarakan pada September 2026 di Jakarta. Acara ini Melalui konferensi dan forum, acara Summit ini akan mengeksplorasi bagaimana pertahanan berbasis AI dan serangan otonom membentuk ulang gambaran ancaman, serta menelaah dampak signifikan dari quantum computing terhadap kerangka keamanan saat ini.
“Melalui Cybersecurity & AI Summit 2026, kami ingin Jakarta menjadi titik temu, tempat para pengambil keputusan dapat menghubungkan teknologi, regulasi, dan investasi secara strategis untuk mendukung pertumbuhan digital yang berkelanjutan,” pungkas Dannacher.
STEVY WIDIA
















Discussion about this post