JETRO Dorong IKM Indonesia Naik Level

Pertemuan Presiden Joko Widodo (kiri) dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berlanjut pada sejumlah kerjasama antar pemerintah. (Foto: Reuters/Youngsters.id)

youngster.id - Industri Kecil dan Menengah (IKM) Indonesia dinilai sudah layak naik level. Beberapa bahkan sudah bisa menjadi suplier tier 2 untuk pabrikan otomotif. Untuk memperkuat relasi bisnis dengan IKM, Japan External Trade Organization (JETRO) mengadakan business matching.

Yuri Sato, Executive Vice President Jetro, mengatakan industri kecil dan menengah di Indonesia telah berkembang sejak 1970-an. Dalam perjalanannya, IKM komponen mulai hadir mulai awal 2000-an.

“Jetro ingin mengadakan business matching langsung dengan IKM Indonesia. Ini penting untuk kick-off para IKM untuk mengembangkan usaha dengan mitra IKM Jepang,” kata Sato dalam Indonesia Investment Business Forum belum lama ini di Nagoya, Prefektur Aichi, Jepang.

Sato menambahkan JETRO akan melakukan pembicaraan dengan Kementerian Perindustrian terkait IKM Indonesia yang potensial untuk menjalin kemitraan dengan IKM Jepang. Sebut saja, IKM padat karya di sektor kimia, elektronik, komponen otomotif dan juga industri jasa.

“Kemenperin dan JETRO akan bicarakan dulu, potensi yang besar di sektor apa. Kalau Nagoya, IKM yang diundang mungkin otomotif. Kami juga akan bicara dengan Kadin dan asosiasi industri Jepang,” tuturnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto telah menyelesaikan kunjungan kerja ke Jepang selama 6 hari, mulai tanggal 16 hingga 21 Oktober 2017. Selain Jetro, Menperin juga bertemu dengan delegasi dari Japan Indonesia Economic Committee (JIEC), Nagoya Chamber of Commerce and Industry (NCCI), pemerintah daerah Aichi dan Ogawa, dan menghadiri Indonesia Investment and Business Forum (IIBF).

Menperin berharap kegiatan ini dapat menghasilkan kesepakatan bersama untuk mendorong sektor manufaktur melalui peningkatan investasi dan perluasan pasar. “Semoga semakin banyak kolaborasi yang terjalin antara pengusaha kedua negara sehingga bisa lebih berdaya saing dan saling melengkapi,” ujarnya.

Airlangga menambahkan pihaknya selama ini tidak hanya mendorong penanaman modal dari perusahaan manufaktur Jepang skala besar, tetapi juga berupaya menggandeng kerja sama yang menyasar pada pengembangan teknologi dan inovasi, sumber daya manusia, serta IKM di Indonesia.

STEVY WIDIA

Exit mobile version