youngster.id - Bukalapak berkolaborasi dengan startup Justika menghadirkan layanan konsultasi hukum. Fitur layanan ini diharpkan akan menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan dan pendampingan hukum.Director of Payment, Fintech, and Virtual Products Bukalapak Victor Lesmana mengatakan, kolaborasi ini hadir lewat fitur TanyaHukum. Melalui fitur ini masyarakat dapat berkonsultasi dengan pengacara hingga mendapat pendampingan hukum.
“Dengan ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengatasi kendala yang dialami ketika membutuhkan bantuan hukum,” kata Victor dalam siaran pers Rabu (23/9/2020).
TanyaHukum menghubungkan layanan Justika dengan 90 juta pengguna Bukalapak. Di dalamnya terdapat tiga layanan inti yakni konsultasi, pembuatan dokumen, dan pendampingan hukum. Pengguna bisa berkonsultasi dengan puluhan advokat, baik melalui telepon, fitur percakapan (chat) maupun tatap muka.
Sebelumnya Justika merupakan marketplace jasa hukum, anak usaha Hukumonline. Perusahaan rintisan ini menyediakan layanan konsultasi telepon otomatis dengan basis data ratusan advokat. Selain itu, Justika juga menerima ratusan aduan kasus.”Kami baru menyentuh sebagian kecil masyarakat,” kata Melvin, CEO Justika.
Justika mendapatkan pendanaan Pra Seri A pada awal tahun lalu. Firma hukum Assegaf Hamzah & Partners (AHP) berpartisipasi dalam investasi itu. Induk Justika, Hukumonline juga menyelesaikan pendanaan seri A lanjutan dari investor asal Amerika Serikat (AS) Emerging Media Opportunity Fund (EMOF) pada awal tahun ini. Tambahan modal ini akan digunakan untuk mengembangkan lebih banyak produk.
Studi yang dilakukan oleh The Hague Institute for Innovation of Law (HiiL) menunjukkan, 71% masyarakat Indonesia yang mengalami masalah hukum memilih untuk tidak melakukan apa-apa. Ketersediaan layanan hukum di Indonesia juga dinilai timpang. Sebab, perbandingan antara jumlah masyarakat dengan pengacara yaitu 1:4.325. Sementara itu berdasarkan data Asosiasi ASEAN Legaltech pada 2019, ada 88 perusahaan teknologi hukum (legaltech) terdaftar di Asia Tenggara. Sebanyak 25 di antaranya berbasis di Singapura dan 21 di Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post