youngster.id - Pengembangan pendidikan, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang efisien, modern, dan inklusif merupakan kunci untuk menggapai Visi Indonesia Emas 2045. Sehubungan dengan itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia beserta Polish Investment and Trade Agency berkolaborasi dengan Ed-Tech Poland Foundation dan Kedutaan Besar Polandia, menyelenggarakan Simposium “Peran EdTech dan Sains terhadap Indonesia Emas 2045” dan Pertemuan Business-to-Business (B2B).
Gelaran yang digagas oleh Kadin Indonesia ini bertujuan untuk menyediakan platform bagi pertukaran pengetahuan dan kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, seperti pemimpin industri, lembaga penelitian, dan universitas. Tak hanya itu, simposium ini juga menciptakan peluang kolaborasi terutama di bidang pendidikan, teknologi, dan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Kadin Indonesia Heru Dewanto mengatakan, simposium yang melibatkan Kadin Indonesia ini merupakan forum pertukaran pengetahuan dan kolaborasi di antara pemimpin industri, lembaga penelitian, dan universitas dalam hal kemajuan pendidikan, teknologi, dan ilmu pengetahuan.
“Simposium ini juga dirancang untuk memfasilitasi interaksi tatap muka bagi inovator bisnis, pengambil keputusan, dan pendidik guna memajukan hubungan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Polandia. Semoga dengan diselenggarakannya simposium ini, Indonesia bisa menciptakan ruang-ruang kolaborasi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ucap Heru, Senin (13/11/2023).
Indonesia saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan untuk terbebas dari middle income trap dan menyongsong cita-cita Indonesia Emas 2045, khususnya terkait dengan kualitas sumber daya manusia. Tingkat literasi yang rendah ini berimbas pada skor penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Indonesia masih berada di peringkat 71 dengan skor 0,54.
“Meski jumlah mahasiswa yang menggunakan teknologi dan internet di semakin meningkat, namun tingkat literasi Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini menjadi catatan penting mengingat kualitas tenaga kerja yang terdidik memainkan peran kunci dalam pesatnya perkembangan sebuah negara. Simposium ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi serta menciptakan platform networking yg efektif untuk mencapai tujuan bersama di sektor pendidikan.” tandas Heru.
Di sisi lain, Polandia merupakan negara dengan tingkat perkembangan paling cepat selama dua dekade terakhir. Hal ini tercermin dari skor PISA Polandia yang masuk ke dalam urutan ke-11 dari 20 negara pertama dengan tingkat kemampuan sains mumpuni. Jika dilihat dari data Human Capital Index, Polandia telah melewati rata-rata dunia.
Duta Besar Republik Polandia untuk Indonesia, Beata Stoczyńska, menyambut baik dengan tangan terbuka simposium ini demi memungkinkan terciptanya kolaborasi baru.
“Kami menyambut baik gelaran simposium hasil kolaborasi multipihak yang inklusif ini sebagai forum yang memungkinkan terciptanya pertemuan dan pertukaran informasi antar pengambil keputusan, tenaga pendidik, hingga investor bisnis. Hal ini juga diperlukan untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Polandia,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim, berharap melalui simposium ini Indonesia bisa mengambil pembelajaran dari Polandia dalam pengembangan teknologi untuk kemudian diterapkan sesuai dengan konteks lokal.
“Kami mengapresiasi inisiatif simposium ini dengan harapan dapat mengeksplorasi praktik terbaik dan strategi yang bisa menciptakan kolaborasi lebih lanjut agar dapat mengembangkan ed-tech dan para talenta ed-tech yang mumpuni di Indonesia,” kata Nadiem.
STEVY WIDIA
Discussion about this post