youngster.id - Dalam upaya mendukung pemerintah Indonesia menuju Indonesia Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030, Tropical Forest Alliance (TFA) dan KADIN Indonesia menjalin kerja sama untuk mendorong tercapainya rantai pasok yang bebas deforestasi lewat pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan inklusif.
Pemerintah Indonesia berkomitmen menjaga suhu bumi tetap dibawah 1,5 – 2 derajat lewat penetapan Agenda Perubahan Iklim 2030 melalui pengumpulan capaian NDC yang terbaru. Saat ini pemerintah meningkatkan capaian NDC dari 29% ke 31,89 lewat upaya sendiri, dan 43% meningkat dari 41% atas bantuan asing.
Bersama KADIN Indonesia, TFA mendukung kerja sama mewujudkan platform komunikasi, sharing informasi, konsultasi serta advokasi praktek baik para pihak, yang bekerjasama dengan Kementerian Penanaman Modal dalam mendukung investasi yang berkelanjutan.
Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk mendukung tercapainya agenda iklim FOLU Net Sink 2030 lewat pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan inklusif. KADIN Indonesia melalui platform Regenerative Forest Business Sub Hub (RFBSH) menjadi salah satu hub yang memfasilitasi dialog kebijakan pengelolaan hutan yang berkelanjutan, pengembangan model usaha multiusaha kehutanan, pengembangan fasilitas keuangan yang berbasis prinsip Environment, Social, and Governance (ESG).
“Multiusaha Kehutanan (MUK) sebagai jalan baru terkait dengan pengelolaan kawasan hutan di Indonesia dengan mengedepankan upaya transformasi usaha kehutanan menjadi multiusaha kehutanan, sebagai solusi pengelolaan hutan yang berkelanjutan.Istilah regenerative berbeda dengan degenerative. Degenerative merupakan upaya mengembalikan lahan yang rusak menjadi baik dan berlanjut, sedangkan regenerative tidak hanya bicara soal perbaikan fungsi lahan tapi juga memberikan nilai tambah usaha bagi lingkungan, sosial, dan budaya,” kata Silverius Oscar Unggul, Deputy General Chairperson for Environment and Forestry KADIN Indonesia, dikutip Jumat (4/11/2022).
Dr. Rukmantara selaku Project Manager RFBSH menambahkan bahwa terdapat tiga pendekatan yang diusung yaitu, Learning: mempelajari sistem integrasi agroforestry, non-timber forest products dan payment environmental services dalam bisnis pengelolaan hutan yang berbasis kayu. Dialogue: menyelenggarakan dialog nasional multistakeholder membahas tantangan dan solusi implementasi MUK. Implementing: kerjasama lintas dan multi aktor pada tingkat on farm dan off farm melalui skema business matching meeting untuk identifikasi potensi komoditas prospek, peluang pasar, multi sector business networking (kehutanan sebagai penyedia lahan bekerja sama dengan perusahaan lain misalnya perusahaan makanan, perusahaan obat-obatan, hingga perusahaan bidang energi terkait program co-firing).
“Regenerative forest business merupakan upaya transformasi bisnis timber-based menjadi multi product-based forest management. Pendekatan inklusif yang KADIN lakukan mentransformasi ‘the earlier condition’ menjadi ‘the better condition’ untuk menjembatani end-to-end pelaku bisnis (hulu hingga hilir),” ujar Rukmantara.
“Kami mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi deforestasi, dan dengan demikian memberi sinyal kepada pemerintah secara global bahwa aliran modal internasional mendukung agenda pembangunan berkelanjutan,” imbuh imbuh Olga Hancock, Deputy Head Responsible Investment dalam kapasitasnya sebagai Church Commissioners for England sekaligus Co Chair IPDD Indonesia.
HENNI SOELAEMAN
Discussion about this post