youngster.id - Industri animasi justru mengalami ledakan di masa Pandemi Covid-19. Salah satu alasan animasi masih bisa berkembang di era ‘stay at home’ adalah karena banyak studio teratas berinvestasi besar-besaran di bidang teknologi otomatisasi alur kerja selama dekade terakhir.
Namun, peralihan 100% ke cara kerja jarak jauh masih berdampak pada beberapa perusahaan animasi kecil hingga menengah, yang secara signifikan meningkatkan investasi digitalisasi untuk memastikan semua pekerja dan artis mereka memiliki sumber daya yang tepat untuk bekerja secara efektif dari rumah.
VP Production Technology and Pipeline (Asia) Brown Bag Films, Daniel Harjanto Setyawan, mengatakan dengan beralih ke 4K dan frame rate 48fps dan lebih tinggi berarti bahwa studio seperti Brown Bag Films harus secara substansial meningkatkan kualitas visual film animasi mereka agar tetap kompetitif meskipun menghadapi tantangan ekonomi global.
“Memenuhi kebutuhan proyek kami terutama di sisi rendering saat bekerja dari rumah, mengharuskan kami untuk menentukan teknologi yang paling sesuai sehingga dapat mendukung proses produksi kami secara efektif dan efisien,” kata Daniel dalam keterangannya, Jumat (4/11/2022)
Brown Bag Films adalah salah satu studio animasi kreatif yang populer, orisinil, dan sukses di dunia. Dengan studio yang berlokasi di Dublin, Toronto, dan Bali, Brown Bag Films menciptakan animasi modern untuk pasar internasional.
Daniel mengungkapkan, untuk memastikan seniman dapat terus berkarya, maka perusahaan menyediakan berbagai tools yang tepat untuk mendorong kreativitas mereka dan memenuhi tuntutan pasar yang berkembang.
“Kami mengatur waktu pre-order hingga 6 bulan sebelumnya. Kami mencapai waktu render dengan anggaran yang ditargetkan; menghasilkan pekerjaan dengan standar kualitas yang kami inginkan dan sesuai jadwal,” ungkapnya.
Selain investasi digitalisasi, animator, pengembang, dan perusahaan cloud rendering juga sedang menjajaki beberapa cara untuk lebih meningkatkan proses rendering.
Selain investasi digitalisasi, animator, pengembang, dan perusahaan cloud rendering juga sedang menjajaki beberapa cara untuk lebih meningkatkan proses rendering.
Produksi efek visual saat ini tidak pernah sekompleks ini dan dapat menjadi tantangan komputasi yang berat. Rendering adalah tugas multithreaded dimana mengharuskan untuk memanfaatkan workstation dengan lebih banyak core CPU.
Render CPU secara khusus, adalah teknik render gambar hanya menggunakan CPU. Dengan demikian, tidak dibatasi oleh jumlah atau kinerja kartu grafis yang telah terpasang, juga tidak dibatasi oleh jumlah VRAM GPU.
Rendering CPU masih menjadi standar industri. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan animasi seperti Brown Bag Films untuk berinvestasi pada pemilihan workstation yang tepat, yang dapat membantu mengurangi waktu render dan meningkatkan iterasi kreatif saat menyiapkan adegan dan rendering preview. Untuk mengakomodasi kerja single-threaded dalam alur kerja seperti pemodelan 3D dan animasi, perusahaan animasi memerlukan keseimbangan terbaik dari jumlah core yang banyak dan kecepatan clock yang tinggi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post