youngster.id - Seiring dengan perkembangan digitalisasi di hampir semua sektor bisnis, kebutuhan terhadap digital talents IT (informatika teknologi) pun turut meningkat tajam.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, proyeksi kebutuhan digital talents IT diperkirakan akan terus naik menjadi 2 juta orang di tahun 2025, dari 1,2 juta pada tahun 2022.
Ini berarti, kenaikan terhadap permintaan tenaga IT hampir mencapai 2x lipat dalam kurun waktu tiga tahun. Dari angka tersebut, posisi yang paling dicari oleh sektor industri adalah network operation access (1,23 juta), disusul dengan network operation backbone (235 ribu) dan software engineer (109 ribu).
Namun demikian, naiknya permintaan terhadap digital talents IT belum dibarengi oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang reliable. Menurut data dari Kemenkominfo, pada tahun 2020 hanya ada 430.000 lulusan IT di Indonesia.
Masih terdapat gap kekurangan tenaga kerja IT yang mengakibatkan banyaknya perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pekerja lepas (freelance) atau merekrut tenaga IT dari luar negeri dengan skema alih daya (outsourcing).
Tidak hanya di Indonesia, alih daya sudah dilakukan oleh perusahaan internasional seperti Microsoft yang menetapkan Infosys untuk kepentingan IT operation Microsoft pada 2010.
Menurut riset Deloitte, lebih dari 59% perusahaan mengandalkan tenaga alih daya dari luar untuk mengoptimalkan efisiensi biaya. Penghematan biaya bisa mencapai 70% tergantung pada skala proyek yang dijalankan serta negara tempat bisnis tersebut beroperasi.
Selain itu, beberapa faktor lain yang mendorong perusahaan untuk memilih solusi alih daya tenaga IT adalah faktor pengalaman, kapabilitas teknis, fleksibilitas, proses yang lebih cepat, dan kualitas layanan proyek IT dan IT outsourcing.
Melihat kebutuhan mendesak terhadap tenaga IT di berbagai sektor industri, perusahaan penyedia solusi IT Sagara Technology hadir menawarkan layanan alih daya IT.
Devi Oktaviani, CEO, Sagara Technology mengklaim, perusahaannya keahlian di bidang digital supply chain seperti perancangan solusi IT, integrasi API, hingga pengembangan produk digital, sehingga sangat cocok untuk pelaku bisnis dari berbagai skala yang membutuhkan solusi hulu ke hilir (end-to-end).
Sagara memiliki lebih dari 200 software engineer dan developer serta lebih dari 150 layanan IT proyek berupa website serta aplikasi mobile di Indonesia.
“Kami terus menjaga kualitas terbaik dalam layanan serta kolaborasi yang kokoh dengan klien. Terbukti, 84% dari klien startup kami berhasil meraih pendanaan seri-A dan selanjutnya. Sementara 82% klien korporat kami terus mengandalkan layanan kami untuk berbagai kebutuhan, dan 96% proyek yang kami tangani berhasil mencapai KPI yang ditetapkan,” klaim Devi, Selasa (22/8/2023).
Tidak hanya dengan layanan kualitas terbaik, Sagara Technology berkolaborasi dengan Telkom University dalam program Sagara Campus Connect untuk meningkatkan digital talents dari salah satu kampus IT terbaik untuk siap menghadapi dunia profesional secara global dengan dilengkapi kemampuan bahasa Inggris para digital talent.
“Ke depannya, rencana kami adalah untuk memperkuat tim Sagara Technology dengan menambah lebih dari 1.000 developer. Kami juga menargetkan pertumbuhan arus kas dan pendapatan perusahaan menjadi 5-10X lipat lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Dengan misi ambisius ini, kami ingin berkontribusi penuh pada kemajuan Indonesia dalam era ekonomi digital,” tutup Devi. (*AMBS)
Discussion about this post