youngster.id - Ancaman cyber crime di Indonesia serius. Sejumlah instansi pemerintahan banyak mengalami insiden di jaringan online. Untuk Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengambil langkah kerja sama dengan KOICA (Korea International Cooperation Agency) membangun sistem keamanan informasi di Indonesia.
Bantuan yang diberikan KOICA berupa teknik pembuatan aplikasi sistem keamanan informasi. Selain itu KOICA juga memberikan bantuan sarana pembuatan aplikasi tersebut yang sudah dimulai awal tahun ini. Serta menawarkan bantuan pembelajaran/konsultasi sistem keamanan.
“Kita belajar teknologi mereka, pada Korea. Nanti kita belajar, kita implementasi buat sendiri,” kata Riki Arif Hunan Kasubdit Teknologi Keamanan dan Informasi Kemenkominfo Kamis (4/8/2016) di Jakarta.
Aplikasi ini tidak akan digunakan untuk memonitoring jaringan Indonesia, namun skalanya hanya di lab sebagai pembelajaran. “Kerja sama ini tidak meletakkan aplikasi mereka di sistem jaringan kita. Ini kita letakkan dalam sebuah lab untuk kita pelajari,” imbuhnya.
Korea Selatan sudah menerapkan sistem keamanan informasi di negaranya. Riki menjelaskan, “Kita beli aplikasi, kita monitoring punya Korea yg sudah implemen disana. Dari aplikasi Korea kita belajar fitur-fiturnya, kita buat sendiri. Dengan adanya bantuan ini kita harapkan kita dapat memahami cara monitoring ancaman cyber,” jelasnya.
Kasubdit Monitoring Evaluasi Tanggap Darurat Kemenkominfo, Aries Kusdaryono mengatakan “Malware agak susah untuk diketahui. Kita menaruh beberapa titik untuk mengetahui malware. Untuk mengetahui bagaimana mengatasinya kita lakukan analisis melalui kerjasama ini,” ungkapnya.
Aplikasi sistem keamanan ini ditargetkan akan rampung di akhir tahun 2016.
STEVY WIDIA
Discussion about this post