youngster.id - Industri kerajinan selama ini memberikan sumbangsih cukup besar kepada devisa negara melalui capaian ekspor produknya. Sektor kriya dari industri kreatif bahkan sudah memiliki jaringan pasar yang luas di mancanegara. Untuk itu Kementerian Perindustrian (Kemperin) aktif memfasilitasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) kerajinan untuk ikut ajang pameran skala nasional maupun internasional.
Dukungan ini diberikan karena IKM kerajinan di Indonesia mempunyai potensi besar dalam mendorong perekonomian melalui keunggulan produknya yang unik, inovatif, dan berdaya saing.
“Salah satu bentuk dukungan Kemperin untuk meningkatkan promosi pelaku IKM kerajinan nasional adalah melalui fasilitasi keikutsertaan secara kontinyu pada pameran Ambiente yang berskala internasional,” kata Gati Wibawaningsih, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Kemperin, dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/2/2019) di Jakarta.
Ambiente merupakan pameran dagang terbesar untuk sektor barang konsumen dan ajang temu bisnis para pelaku usaha di sektor interior decoration, gifts and premiums serta table and dining ware. Penyelenggaraannya dilaksanakan setiap tahun di Messe Frankfurt, Jerman dan diikuti lebih dari 96 negara peserta yang tahun ini diselenggarakan pada tanggal 8-12 Pebruari 2019.
Gati Wibawaningsih mengatakan, para pelaku IKM kerajinan nasional yang terpilih mendapatkan fasilitasi bantuan promosi untuk menampilkan produk kerajinan terbaiknya, khususnya home decor, berpeluang menarik minat potential buyers (wholesaler ataupun retailer) mengingat sebagian besar perusahaan besar turut berpartisipasi dalam pameran Ambiente.
“Keikutsertaan dalam pameran merupakan salah satu cara untuk berinteraksi secara langsung dengan buyer karena tren penjualan dari eksportir langsung buyer adalah sebagai salah satu jalur distribution channels yang efektif dan diminati di Eropa,” kata Gati.
Menurut Dirjen IKMA itu, keikutsertaan pada pameran berskala internasional ini, selain bisa menjadi ajang unjuk gigi produk-produk IKM kerajinan Tanah Air, juga bisa menjadi sarana agar para IKM mampu bersaing juga dengan produk-produk unggulan di pasar ekspor.
“Ini juga menjadi kesempatan IKM untuk benchmarking dalam meningkatkan inovasi dalam desain, kemasan dan tentunya informasi tren dan selera pasar dunia terkini,” kata Gati lagi.
Gati Wibawaningsih mengatakan, jumlah peserta yang difasilitasi oleh Ditjen IKMA sebanyak delapan IKM, yaitu Bali Wirama, Batu Inbali, Harmoni Jaya Kreasi, Industri Classica Variasi, Mohoi, Palem Craft Jogja, Pandanus Internusa dan Surya Bali Taksu. Agar mencapai hasil yang maksimal dalam keikutsertaan di Pameran Ambiente, Ditjen IKMA melakukan beberapa persiapan yang bersifat integrated melalui kerja sama dengan pihak profesional yang berpengalaman di bidangnya.
“Rangkaian persiapan itu mencakupi mulai dari pemilihan peserta dan produknya yang sesuai dengan market demand, pembinaan atau pendampingan agar perusahaan dapat siap akses dan memenuhi requirement di pasar tujuan, penyusunan konsep dan desain paviliun Indonesia, hingga promotion material yang dapat menarik importer atau buyers,” ungkapnya.
Kemperin mencatat, nilai ekspor dari produk kriya nasional pada Januari-November 2018 mampu mencapai US$ 823 juta, naik dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 820 juta. Industri kerajinan di Indonesia jumlahnya cukup banyak, yaitu lebih dari 700.000 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,32 juta orang.
Dari capaian kinerja positi tersebut, sektor industri kerajinan mempunyai kedudukan yang strategis dalam membangun perekonomian nasional selain mampu menyerap tenaga kerja dan jumlah unit usaha yang banyak, juga sebagai penggerak ekonomi daerah serta mampu memberikan sumbangan besar pada pendapatan domestik bruto (PDB) dari sektor industri kreatif.
STEVY WIDIA
Discussion about this post